Brasil Juara Copa America 2019

Senin, 08 Juli 2019

Timnas Brasil menjadi juara Copa America 2019. Di final, Tim Samba menang 3-1 atas Peru.

Bertanding di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, Minggu (7/7/2019) waktu setempat atau Senin (8/7) dini hari WIB, Brasil unggul lebih dulu lewat gol Everton di menit ke-15.

Peru sempat menyamakan skor lewat penalti Jose Paolo Guerrero di menit ke-44. Namun, Selecao kembali memimpin 2-1 di injury time babak pertama lewat gol Gabriel Jesus.

Di babak kedua, Brasil sempat bermain dengan 10 orang menyusul kartu kuning kedua yang diterima Gabriel Jesus. Namun, Brasil bisa menambah satu gol lagi lewat penalti Richarlison, menyusul dilanggarnya Everton di kotak terlarang.

Kemenangan 3-1 memastikan Brasil menjadi juara Copa America 2019. Peru harus puas menjadi runner up, sementara tempat ketiga diraih Argentina, yang menang 2-1 atas Chile.
Baca Selengkapnya - Brasil Juara Copa America 2019

Lionel Messi Pensiun dari Timnas Argentina

Senin, 04 Juli 2016


Copa America Centenario menjadi turnamen terakhir Lionel Messi untuk Argentina. Usai kalah di final, dia memutuskan mundur dari 'Tim Tango'.

"Buat saya, tim nasional selesai. Saya sudah mencoba yang saya bisa, menyakitkan tidak menjadi juara bersama Argentina. Saya tidak bisa meraihnya," ucap Messi usai pertandingan dikutip dari AS.

"Di ruang ganti pemain saya berpikir kalau tim nasional sudah berakhir, itu bukan buat saya," demikian dinyatakan Messi seperti di-Tweet oleh akun resmi Timnas Argentina, sebagaimana diberitakan Reuters.

Argentina kalah 2-4 oleh Chile di final Copa America Centenario, Senin (27/6/2016) pagi tadi. Messi tampil antiklimaks dalam laga tersebut. Dia menjadi salah satu penendang penalti yang gagal, dan dapat kartu kuning karena dianggap melakukan diving di babak pertama.

Keputusan pensiun Messi mengejutkan karena dia saat ini baru berusia 29 tahun. Saat dikonfirmasi apakah keputusannya sudah final, dia menjawab: "Ya, saya pikir iya".

Messi memperkuat Timnas Senior Argentina sejak 2005. Dalam kurun tersebut dia sudah tampil 112 kali dalam seragam Albiceleste. Kontribusinya jelas tak buruk karena dia sudah melesakkan 55 gol. Dengan jumlah tersebut dia kini menjadi pemain tersubur sepanjang sejarah Timnas Argentina.

Tapi, Messi belum memberikan satupun trofi mayor untuk negaranya. Dia cuma bisa mengantar Argentina sampai final Piala Dunia 2014, final Copa America 2015, dan final Copa America Centenario. Semuanya gagal dituntaskan menjadi juara.

Di 2005 Messi mengantar Argentina merengkuh trofi Piala Dunia Junior (U20), sementara di 2008 dia memberi negaranya medali emas Olimpiade di Beijing.

Meski disanjung setinggi lagit di klubnya, Barcelona, Messi justru dapat tekanan hebat di negaranya sendiri. Dia berulang kali dapat kritik karena tak kunjung memberi Argentina trofi, dan kerap dituding tampil tak semaksimal seperti di level klub.
Baca Selengkapnya - Lionel Messi Pensiun dari Timnas Argentina

Chile Juara Copa America Centenario 2016

Senin, 27 Juni 2016

Chile jadi juara Copa America Centenario. Trofi tersebut didapat setelah La Roja mengalahkan Argentina di final lewat drama adu penalti.

Adu penalti dilakukan setelah selama 2 x 45 menit plus tambahan 2 x 15 menit, di MetLife Stadium, East Rutherford, New Jersey, Amerika Serikat, Senin (27/6/2016) pagi WIB, tak ada gol yang tercipta, alias 0-0. Kedua kesebelasan juga bermain dengan 10 orang sejak babak pertama gara-gara kartu merah.

Argentina dicatat ESPN memang kalah penguasaan bola dari Chile, yakni 46 persen berbanding 54 persen. Namun, Tim Tango lebih agresif dengan membuat 18 attempts tapi hanya tiga yang on goal. Sementara itu Chile cuma bikin empat attempts dengan dua on goal.

Pada babak adu penalti, Chile akhirnya menang dengan skor 4-2 sekaligus mengulangi suksesnya tahun lalu saat mengalahkan Argentina dengan cara serupa. Ini adalah gelar Copa America kedua mereka.

Sementara Argentina harus memperpanjang 23 tahun puasa gelar turnamen besar setelah terakhir jadi juara Copa America 1993.

Argentina langsung menekan sejak kick-off dan langsung bikin peluang di menit pertama lewat tembakan keras Ever Banega dari jarak 25 yard, tapi masih menyamping tipis di sisi kanan gawang Chile.

Setelah itu, Chile tak diberi kesempatan sama sekali mengembangkan permainan dan lebih banyak bermain di daerah sendiri.

Pertandingan sendiri berjalan dengan tensi tinggi serta panas di mana melahirkan banyak pelanggaran-pelanggaran keras.

Di menit ke-23 peluang didapat oleh Gonzalo Higuain yang memanfaatkan kesalahan Gary Medel. Tinggal berhadapan dengan Claudio Bravo, Higuain berusaha men-chip bola tapi masih melayang di atas mistar.

Dua menit kemudian Nicolas Otamendi yang punya kans bikin tapi sundulannya setelah berhasil menaklukkan Arturo Vidal masih tak menemui sasaran.

Chile makin berat langkahnya untuk mengimbangi Argentina setelah pada menit ke-28, Marcelo Diaz mendapat kartu kuning kedua usai mengadang laju Lionel Messi.



Bermain dengan 10 orang tak membuat Chile panik dan mereka masih tetap tenang menggalang pertahanan, berusaha meredam serangan demi serangan Argentina.

Messi malah mendapat kartu kuning pada menit ke-40 karena dianggap diving dalam sebuah duel di kotak penalti.

Tiga menit kemudian giliran Argentina yang kehilangan pemainnya karena Marcos Rojo dikartumerah wasit usai menekel Vidal dari belakang.

Meski tampil dominan dengan menciptakan 7 attempts, dua di antaranya on goal, Argentina tetap gagal menciptakan gol dan harus puas dengan skor 0-0 di akhir babak pertama.

Masuk di babak kedua, Argentina masih mendominasi permainan dan tak membiarkan Chile "bernapas" sedikit pun.

Meski demikian Chile akhirnya bisa mendapat attempts pertamanya di laga ini pada menit ke-56 ketika tembakan Eduardo Vargas melebar dari sasaran.

Chile lebih berani menekan pertahanan Argentina lewat serangan balik. Tapi Argentina sendiri justru kesulitan menciptakan peluang di babak ini.

Pada menit ke-80 Chile mendapat kans ke gawang pertamanya. Dari sisi kanan, Vargas mendapat ruang tembak meski dihalangi Javier Mascherano tapi Sergio Romero masih bisa menepisnya.

Empat menit kemudian giliran Argentina membuang peluang emasnya ketika Sergio Aguero mendapat bola terobosan di sisi kiri. Berdiri cukup bebas, tembakan Aguero melayang jauh.

Chile dari sisi kiri mampu merangsek hingga kotak penalti dan melepaskan umpan tarik yang bisa digagalkan barisan belakang Argentina. Dari situ Argentina melakukan serangan balik lewat Messi dan begitu mendekati kotak penalti, dia melepaskan sepakan kaki kiri tapi tak menemui sasaran.

Hingga tiga menit tambahan waktu, tak ada gol tercipta dan laga pun harus berlanjut ke babak extra time 2x15 menit.

Di babak pertama extra time, Argentina dan Chile masih menyuguhkan sepakbola menyerang meski kondisi fisik sudah terkuras.

Chile mengancam duluan lewat di menit ke-99 lewat Edson Puch tapi bola hasil sepakannya masih tepat di tangkapan Romero

Dua menit kemudian Argentina yang balik mengancam lewat serbuan dari sisi kiri yang diakhiri crossing ke kotak penalti dan disambut tandukan Aguero. Bola melayang parabolik ke gawang Chile tapi Bravo mampu menepisnya.

Di menit ke-110 Romero dengan cepat keluar dari sarangan untuk menghalau bola terobosan yang mengarah kepada Ignacio Castillo.

Hingga 120 menit laga berakhir, skor 0-0 tetap bertahan dan laga pun harus ditentukan lewat adu penalti, sama seperti tahun lalu.

Pada babak tos-tosan ini, dua dari empat penendang Argentina termasuk Messi gagal menuntaskan tugasnya. Sementara dari kubu Chile, hanya Vidal yang gagal dari lima eksekutornya.

Setelah eksekutor kelima, Francisco Silva, mengecoh Romero maka Chile berhak atas titel Copa America untuk dua tahun beruntun.

Chile
Vidal: Gagal
Castillo: Masuk
Aranguiz: Masuk
Beausejour: Masuk
Silva: Masuk

Argentina:
Messi: Gagal
Mascherano: Masuk
Aguero: Masuk
Biglia: Gagal

Susunan Pemain

Argentina: Romero; Mercado, Otamendi, Funes Mori, Rojo; Biglia, Mascherano, Banega (Lamela 111'); Messi, Di Maria (Kranevitter 57'), Higuain (Aguero 70').

Chile: Bravo; Isla, Medel, Jara, Beausejour; Vidal, Diaz, Aranguiz; Fuenzalida (Puch 80'), Sanchez (Silva 103'), Vargas (Castillo 109').
Baca Selengkapnya - Chile Juara Copa America Centenario 2016

Chile Juara Copa America 2015

Minggu, 05 Juli 2015

Chile tampil sebagai juara Copa America 2015. Setelah bermain imbang 0-0 dalam 120 menit melawan Argentina, Chile menang 4-1 lewat babak adu penalti.

Pada pertandingan yang berlangsung di Estadio Nacional, Santiago, Minggu (5/7) dinihari WIB, Chile langsung menekan pertahanan Argentina sejak awal. Imbasnya, dalam 15 menit pertama pertandingan, tim besutan Jorge Sampaoli itu sudah menciptakan 3 percobaan untuk mencetak gol, sementara Argentina belum sama sekali.

Salah satu peluang pertama Chile didapatkan oleh Eduardo Vargas di menit keenam. Namun, tendangannya menyambut operan yang dilepaskan oleh Arturo Vidal masih bisa diblok. Semenit kemudian giliran Jean Beausejour yang mendapatkan kans, tetapi tendangannya menyamping.

Pada menit ke-10, Vargas kembali mendapatkan peluang untuk mencetak gol. Kali ini, dia melepaskan tendangan kaki kanan dari luar kotak penalti, tetapi masih melebar di sisi gawang Argentina yang dikawal oleh Sergio Romero.

Argentina baru mendapatkan peluang ketika pertandingan memasuki menit ke-20. Berawal dari serangan yang dibangun oleh Lionel Messi, bola disambut oleh Sergio Aguero dengan sebuah sundulan. Namun, sundulan Aguero masih bisa dijinakkan oleh kiper Chile, Claudio Bravo.

Di tengah usaha untuk melawan dominasi penguasaan bola Chile, Argentina harus kehilangan Angel Di Maria. Winger milik Manchester United itu mendapatkan cedera hamstring dan akhirnya digantikan oleh Ezequiel Lavezzi pada menit ke-29.

Lavezzi sempat mendapatkan peluang bagus di ujung babak pertama ketika dia melepaskan sepakan terarah dari dalam kotak penalti. Sial baginya, tendangannya masih bisa ditepis oleh Bravo. Tak lama kemudian, babak pertama berakhir.

Di awal-awal babak kedua, Chile mendapatkan peluang lewat sundulan Arturo Vidal. Tetapi, sundulan gelandang Juventus tersebut masih mengarah ke tangkapan Romero. Dari sini, Chile masih melanjutkan dominasi mereka.

Pada menit ke-55, Chile mendapatkan tendangan bebas di luar kotak penalti Argentina, menyusul handball yang dilakukan Javier Mascherano. Namun, tendangan bebas tersebut masih bisa dihalau oleh pertahanan Argentina.

Tiga menit berselang, gantian Argentina yang mendapatkan peluang via Nicolas Otamendi. Bek Argentina itu melepaskan sundulan menyusul sebuah sepak pojok dari sisi kanan pertahanan Chile. Namun, sundulannya masih melambung.
Salah satu peluang terbaik Chile dihasilkan oleh Alexis Sanchez di menit ke-82. Dia menerima umpan lob di dalam kotak penalti Argentina, sebelum akhirnya melepaskan sepakan voli kaki kanan. Sial baginya, tendangannya itu masih menyamping.

Argentina juga mendapatkan peluang bagus di ujung babak kedua lewat Gonzalo Higuain. Berawal dari serangan yang dibangun Messi, bola diberikan kepada Lavezzi di sisi kiri. Lavezzi lantas melepaskan operan ke tiang jauh, di mana Higuain langsung menyambarnya dengan sepakan kaki kanan. Bola mengenai jaring gawang... tapi, hanya sebelah luarnya, bukan sisi dalam.

Tak ada gol yang tercipta, laga pun dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Namun, di babak pertama perpanjangan waktu pun juga tak ada gol tercipta. Peluang terbaik di babak ini dimiliki oleh Alexis Sanchez pada menit terakhir babak pertama. Sanchez sukses mengambil bola yang berusaha dihalau Javier Mascherano di garis tengah lapangan.

Pemain milik Arsenal itu langsung berlari dan menusuk masuk ke dalam kotak penalti. Namun, tendangan Sanchez tidak terarah dan melambung melewati mistar gawang Argentina.

Pertandingan pun dilanjutkan ke adu penalti setelah tidak ada gol juga pada babak kedua perpanjangan waktu.

Dalam babak adu penalti, dua penendang Argentina, Gonzalo Higuain dan Ever Banega gagal. Tendangan Higuain melambung tinggi, sementara tendangan Banega ditepis oleh Claudio Bravo. Hanya Messi yang sukses mengeksekusi penalti dengan baik.

Sementara itu, empat penendang Chile semuanya sukses. Penendang terakhir, yakni Alexis Sanchez yang melakukan eksekusi dengan gaya panenka, memastikan gelar juara Copa America untuk Chile setelah menang 4-1 lewat babak tos-tosan ini.

Susunan Pemain

Chile: Bravo, Isla, Silva, Medel, Beausejour, Valdivia (Matias Fernandez 75), Vidal, Aranguiz, Diaz, Alexis, Vargas.
Argentina: Romero, Zabaleta, Demichelis, Rojo, Otamendi, Mascherano, Biglia, Pastore (Banega 80), Di Maria (Lavezzi 29), Messi, Aguero (Higuain 74).

Penendang Penalti

Chile:

1. Matias Fernandez -sukses
2. Arturo Vidal -sukses
3. Charles Aranguiz -sukses
4. Alexis Sanchez -sukses

Argentina:

1. Lionel Messi -sukses
2. Gonzalo Higuain -gagal, tendangannya melambung
3. Ever Banega -gagal, tendangannya ditepis Claudio Bravo
Baca Selengkapnya - Chile Juara Copa America 2015

Paraguay 1-1 Brasil (pen4-3) (28/6/2015)

Minggu, 28 Juni 2015

Paraguay merebut satu tiket ke babak semifinal Copa America setelah menang 4-3 atas Brasil di babak adu penalti. Paraguay selanjutnya akan berhadapan dengan Argentina di babak empat besar.

Dalam pertandingan perempatfinal di Estadio Municipal Alcaldesa Ester Roa Rebolledo, Concepcion, Minggu (28/6/2015) pagi WIB, Brasil unggul lebih dulu di babak pertama. Gol Brasil dicetak oleh Robinho di menit ke-15.

Upaya Paraguay untuk menyamakan kedudukan baru membuahkan hasil di babak kedua. Derlis Gonzalez menjebol gawang Brasil lewat sebuah eksekusi penalti.

Skor 1-1 bertahan hingga waktu normal habis. Tanpa perpanjangan waktu, laga langsung ditentukan lewat adu penalti.

Di babak adu penalti, dua penendang Brasil gagal melakukan tugasnya. Sementara dari kubu Paraguay, hanya satu yang gagal menceploskan bola ke dalam gawang. Paraguay akhirnya menang 4-3.

Dengan hasil ini, Paraguay akan berhadapan dengan Argentina di babak semifinal. Argentina sudah lolos lebih dulu setelah menyingkirkan Kolombia, juga lewat adu penalti.

Brasil langsung tancap gas sejak menit-menit awal. Laga baru berjalan dua menit, Philippe Coutinho sudah menebar ancaman. Pemain Liverpool itu melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang mengarah ke gawang. Tapi Justo Villar dengan sigap menepis bola ke atas mistar gawang.

Brasil yang mendominasi kemudian membuka keunggulan di menit ke-15. Dari serangan yang dibangun tim, Elias kemudian menyodorkan bola melebar ke kanan kepada Dani Alves. Alves lantas melepaskan umpan ke dalam kotak penalti dan disambut Robinho dengan sepakan dari jarak dekat untuk menjebol gawang Paraguay.

Tertinggal satu gol, Paraguay lebih berani keluar menyerang dan memaksa Brasil lebih banyak bertahan. Tapi tak banyak peluang yang mampu diciptakan oleh Paraguay.
Roque Santa Cruz mencoba melepaskan tembakan dari muka kotak penalti di menit ke-34. Tapi sepakannya itu masih sedikit melebar dari gawang Jefferson.

Hingga babak pertama usai, tak ada tambahan gol yang tercipta. Keunggulan 1-0 untuk Brasil tetap bertahan hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, Paraguay mendapat kans bagus untuk mencetak gol setelah mendapat tendangan bebas di dekat kotak penalti. Meski dari sudut yang cukup sempit, Edgar Benitez langsung mengarahkannya ke gawang dan membuat Jefferson melakukan penyelamatan.

Peluang kembali didapat Paraguay di menit ke-56. Dari sepak pojok, Nelson Valdez menyambut bola dengan sundulan. Tapi upayanya itu masih melambung di atas mistar gawang Brasil.

Dominasi Paraguay berlanjut. Peluang bagus kembali didapat Paraguay di menit ke-63 dari situasi bola mati. Sebuah tendangan sudut diteruskan Paulo Da Silva dengan sundulan kepala yang mengarah ke sudut kiri bawah gawang. Tapi Jerfferson masih bisa menghalau bola.

Tujuh menit berselang, Paraguay mendapat hadiah penalti. Wasit menunjuk titik putih setelah Thiago Silva melakukan handsball di kotak terlarang.

Derlis Gonzalez yang maju sebagai eksekutor melakukan tugasnya dengan sempurna. Tendangannya ke arah kanan Jefferson tak mampu dijangkau oleh kiper Brasil itu. Brasil 1 Paraguay 1.

Mampu menyamakan kedudukan, Paraguay kian percaya diri. Sebuah serangan balik dari Paraguay di menit ke-80 nyaris membuahkan hasil. Derlis Gonzalez melakukan penetrasi dari sisi kanan dan masuk ke dalam kotak penalti. Dia kemudian melepaskan tembakan ke arah tiang dekat, tapi masih bisa ditepis oleh Jefferson.

Tak lama berselang, giliran Brasil yang mendapat peluang. Kali ini Coutinho yang melepaskan tembakan dari sisi kiri kotak penalti. Tapi masih bisa digagalkan oleh Villar.

Brasil mendapat tendangan bebas di menit ke-86. Namun Dani Alves tak mampu memaksimalkannya setelah tendangannya melebar dari gawang.
Sampai waktu normal habis, tidak ada gol lagi yang tercipta. Pertandingan langsung ditentukan lewat adu penalti.

Adu penalti

Brasil: Fernandinho (masuk), Ribeiro (gagal), Miranda (masuk), Douglas Costa (gagal), Coutinho (masuk),

Paraguay: Alvaro Martinez (masuk), Victor Caceres (masuk), Raul Bobadilla (masuk), Roque Santa Cruz (gagal), Derlis Gonzalez (masuk)

Susunan Pemain

Brasil: Jefferson; Alves, Silva, Miranda, Luis; Fernandinho, Elias; Willian (Douglas Costa 60'), Coutinho, Robinho (Ribeiro 88'); Firmino (Tardelli 69')

Paraguay: Villar; Aguilar, Da Silva, Bruno Valdez, Piris; Gonzalez, Caceres, Aranda (Osvaldo Martinez 77'), Benitez (Oscar Romero 84'); Santa Cruz, Nelson Valdez (Bobadilla 74')
Baca Selengkapnya - Paraguay 1-1 Brasil (pen4-3) (28/6/2015)

Jose Paolo Guerrero Top Skor Copa America 2011

Selasa, 26 Juli 2011

Hattrick Jose Paolo Guerrero saat Peru menang 4-1 lawan Venezuela pada perebutan tempat ketiga membuat striker Hamburg itu tercatat sebagai top skor Copa America 2011.

Munculnya nama Guerrero dalam daftar top skor menjadi salah satu kejutan Copa America tahun ini, mengingat namanya sama sekali tak diperhitungkan di awal turnamen.

Nama-nama seperti Lionel Messi, Sergio Aguero, hingga Diego Forlan atau Neymar lebih difavoritkan menjadi top skor dibanding Guerrero yang menjadi andalan Peru setelah krisis pemain dan cedera yang dialami Claudio Pizarro dan Jefferson Farfan.

"Kami berjuang dan kami mampu menunjukkan bahwa kami adalah tim kuat," kata Guerrero seperti dilansir Sports Illustration.

"Saya bangga menjadi orang Peru. Kami menikmati turnamen ini meski saya pikir kami pantas mendapatkan lebih dari ini,"

"Juara ketiga tetap menjadi prestasi yang bagus. Saya sangat bangga dengan tim ini. Saya memang mencetak tiga gol dan sangat senang. Tapi saya bermain untuk tim, kemenangan tim adalah yang paling penting,"

"Saya menjadi top skor, saya bermain sebagai striker tunggal dan mencetak gol adalah tugas saya. Tapi lebih dari itu, saya sangat senang dengan kontribusi seluruh pemain," pungkas mantan striker Bayern Munich tersebut.
Baca Selengkapnya - Jose Paolo Guerrero Top Skor Copa America 2011

Forlan, Rekor Gol dan Tradisi Keluarga

Tak banyak "terlihat" di hampir sepanjang turnamen Copa America kali ini, Diego Forlan membuktikan kelasnya dengan dua golnya di laga final kontra Paraguay. Sesudahnya Forlan pun punya rekor baru serta menjaga tradisi di keluarganya.

Sejak dimulainya fase grup awal bulan ini hingga laga semifinal, Forlan tak sekalipun bisa membobol gawang lawan. Meski duetnya dengan Luis Suarez masih jadi momok bagi lawan, tapi jelas bagi seorang striker, gol adalah ukurannya.

Apalagi sudah 12 pertandingan terakhir Forlan tak mencetak gol bagi timnas atau setahun setelah laga kontra Jerman di perebutan tempat ketiga Piala Dunia 2010. Sebuah catatan yang tak bagus bagi peraih Golden Ball itu dan merupakan salah satu topskorer di sana.

Tapi yang namanya striker kelas dunia, gol itu sepertinya tinggal menunggu waktu dan Forlan melakukannya di saat tepat. Pesepakbola 32 tahun itu mencetak dua dari tiga gol kemenangan Uruguay atas Paraguay di laga final, Senin (25/7/2011) dinihari WIB.

Dengan begitu Forlan sudah mencetak 31 gol, yang membuatnya menyamai rekor pencetak gol terbanyak milik Hector Sarone. Ia pun masih tercatat sebagai pemain Uruguay dengan caps terbanyak, yakni 82.

Selain itu keberhasilan Forlan membawa Uruguay juga menjaga tradisi dalam keluar pesepakbola Atletico Madrid itu. Sebab kakek dan ayahnya juga sukses membawa La Celeste berjaya di turnamen yang sama.

Kakeknya yang bernama Juan Carlos Carazo membawa negara berpenduduk tiga juta jiwa itu juara saat menangani tim itu tahun 1959. Sementara sang ayah menjadi pemain timnas era 60-70an dan meraih trofi juara tahun 1967.

"Titel ini berarti banyak untukku karena kakekku memenanginya, ayahku memenanginya dan kini aku memenanginya. Tiga generasi yang berjaya di turnamen ini, Forlan akan jadi nama terakhir dalam sejarah sepakbola," sahut Forlan usai laga seperti dilansir AFP.

"Ini adalah laga yang sulit namun tim bermain bagus. Gol cepat memudahkan segalanya," simpul Forlan.
Baca Selengkapnya - Forlan, Rekor Gol dan Tradisi Keluarga

Luis Suarez Pemain Terbaik Copa America 2011

Senin, 25 Juli 2011

Luis Suarez pantas berbangga di balik kesuksesan Uruguay mencetak sejarah baru di pentas Copa America 2011. Tak hanya membantu timnya jadi juara dan merengkuh trofi juara ke-15, Suarez juga terpilih sebagai pemain terbaik.

Suarez menjadi salah satu aktor utama di balik kesuksesan La Celeste mentasbihkan diri sebagai tim dengan koleksi gelar juara terbanyak pada turnamen tertua di dunia tersebut. Perannya dalam mendulang gol maupun memberikan assist menjadi senjata ampuh Suarez dalam membantu timnya berjaya.

Sebenarnya, Suarez memulai petualangannya di Copa America 2011 dengan biasa-biasa saja. Dari tiga laga yang dimainkan timnya di babak penyisihan grup, striker Liverpool ini hanya mencetak satu gol, yakni saat Uruguay bermain imbang 1-1 melawan Peru.

Lolos ke perempatfinal dengan hanya memetik satu kemenangan dari tiga laga, Uruguay dihadapkan pada lawan sulit, yakni tuan rumah sekaligus favorit juara Argentina. Di laga kali ini, Suarez memang tidak mencetak gol, namun Suarez tetap memegang peranan penting di balik kesuksesan Uruguay menahan imbang Albiceleste 1-1 dan memaksa pertandingan diakhiri dengan adu penalti.

Di babak tos-tosan, Suarez dan rekan-rekan mampu menjalankan tugasnya dengan baik, sementara di lain kubu, Carlos Tevez gagal menaklukkan kiper Fernando Muslera. Hasilnya, membanggakan. Uruguay berhasil mengeliminasi Lionel Messi cs dan melenggang ke semifinal.

Menapak ke fase krusial, Suarez baru menunjukkan magisnya. Dua gol diborongnya kala membawa La Celeste menang 2-0 atas Peru dan sekaligus membawa Uruguay ke final melawan Paraguay. Di partai puncak, kontribusi Suarez kian terasa nyata setelah mencetak gol pembuka dan memberikan assist yang berujung gol Diego Forlan di akhir pertandingan yang membawa Uruguay tampil sebagai juara dengan kemenangan telak 3-0.

Berdasarkan kontribusi besarnya sepanjang turnamen, Suarez pun akhirnya dinobatkan sebagai pemain terbaik. Bomber andalan Liverpool ini menerima dukungan sebesar 31,7 persen dari pengguna internet di seluruh dan jurnalis sepakbola di zona CONMEBOL.

“Kami harus mengucapkan terima kasih banyak kepada setiap orang yang mendukung kami,” kata Suarez usai pertandingan seperti dikutip situs resmi Copa America, Senin (25/7/2011).

Dengan pencapaiannya ini, Suarez tercatat sebagai pemain Uruguay ketiga yang berhasil menyandang gelar individu prestisius ini. Striker 24 tahun ini mengikuti jejak pendahulunya, Enzo Francsecoli yang melakukannya pada 1995 dan Ruben Sosa yang menggenggam gelar pemain terbaik pada 1989.

Berikut daftar peraih gelar pemain terbaik Copa America:
Robinho (Brasil) – 2007
Adriano (Brasil) – 2004
Amado Guevara (Honduras) – 2001
Rivaldo (Brasil) – 1999
Ronaldo (Brasil) – 1997
Enzo Francescoli (Uruguay) – 1995
Sergio Goycochea (Argentina) – 1993
Leonardo Rodríguez (Argentina) – 1991
Ruben Sosa (Uruguay) – 1989
Carlos Valderrama (Colômbia) – 1987
Baca Selengkapnya - Luis Suarez Pemain Terbaik Copa America 2011

Justo Villar Kiper Terbaik Copa America 2011

Paraguay boleh saja kecewa usai dikalahkan Uruguay pada babak final Copa America 2011. Namun, kekecewaan skuad La Albirroja bisa sedikit terobati dengan penghargaan individu yang diraih kiper andalan mereka Justo Villar.

Usai dikalahkan 0-3 Uruguay pada laga puncak di Estadio Monumental, Senin (25/7/2011) dini hari WIB, seluruh punggawa Paraguay memang sangat kecewa, terlebih Villar yang harus kebobolan tiga kali oleh Luis Suarez dan dua gol Diego Forlan. Namun, kekecewaannya sedikit terobati setelah mendapati dirinya terpilih sebagai kiper terbaik di turnamen kali ini.

Kiper veteran 34 tahun yang juga menjabat kapten tim Paraguay ini, memang pantas mendapat penghargaan prestisius tersebut karena punya andil besar dibalik kesuksesan La Albirroja membalikkan prediksi banyak kalangan dan melaju hingga babak final.

Lolos ke perempatfinal dengan hanya modal bermain imbang di tiga laga penyisihan grup, Paraguay harus berhadapan dengan tim favorit juara, Brasil yang tengah mencincar gelar juara ketiga secara beruntun. Namun, justru di laga inilah Villar berhasil menunjukkan kapasitasnya sebagai kiper jempolan.

Villar sukses mematahkan setiap gempuran para penyerang Selecao seperti Neymar, Fred, bahkan menepis tendangan dari jarak dekat yang dilepaskan Alexandre Pato. Paraguay, yang hanya mengandalkan pertahanan solid berhasil memaksa skor kacamata bertahan hingga laga usai, sehingga laga harus dilanjutkan lewat drama adu penalti.

Di momen ini, Villar kembali memainkan peranan pentingnya. Kiper yang bermain di klub Argentina Estudiantes ini sukses mencoreng muka Brasil dengan mematahkan empat algojo penalti skuad besutan Mano Menezes. Hasilnya, Paraguay pun berhak menggenggam tiket semifinal untuk berjumpa dengan Venezuela.

Kembali, di laga empat besar Paraguay memaksa Venezuela bermain imbang di waktu normal dan adu penalti untuk menentukan pemenang. Pada momen tos-tosan, kembali Villar menjadi bintang, dengan memblok satu eksekutor Venezuela sehingga Paraguay berhak ke final dengan skor 5-3.

Di partai puncak melawan Uruguay, penampilan Villar terbilang cukup baik dengan menggagalkan sejumlah peluang pemain Uruguay, salah satunya sundulan jarak dekat yang dilepaskan kapten tim Uruguay, Diego Lugano. Sayang, kegemilangannya di bawah mistar akhirnya tercoreng oleh dua tiga gol Uruguay lewat Luis Suarez dan dwigol Diego Forlan, yang membuat Paraguay harus puas dengan medali perak.

Meski Paraguay kalah, namun nama Villar dipastikan bakal terus dikenang publik sepakbola, khususnya fans La Albirroja. Bukan hanya kesuksesannya menyabet gelar kiper terbaik, tapi juga karena penyelamatan-penyelamatan gemilang yang dilakukannya sepanjang turnamen. Selamat, Villar..!
Baca Selengkapnya - Justo Villar Kiper Terbaik Copa America 2011

Uruguay Juara Copa America 2011

Uruguay akhirnya tampil sebagai juara Copa America 2011, setelah pada laga final kontra Paraguay, La Celeste menang telak 3-0.

Uruguay sudah buat ancaman di menit pertama setelah Luis Suarez memanfaatkan kemelut di depan gawang Paraguay. Namun sepakannya masih bisa digagalkan Justo Villar dan berbuah sepak pojok.

Dari situasi itu, Diego Forlan mengirimkan bola ke depan mulut gawang dan disambut tandukan Diego Lugano yang masih bisa diblok Villar.

Pada menit ke-12 Uruguay akhirnya mampu membuka skor. Diawali ketidaksempurnaan lini belakang Paraguay dalam menyapu bola, si kulit bundar jatuh ke kaki Suarez. Dengan sekali sentuh, Suarez kemudian melepaskan tembakan kaki kiri mendatar yang membentur kaki pemain sebelum melesak ke jala Villar.

Pada menit ke-32 Forlan yang mendapat umpan terobosan Suarez nyaris menggandakan keunggulan timnya. Sayang dengan cekatan Villar mampu menghadang laju bola dengan dadanya.

Empat menit setelahnya Suarez punya peluang mencetak gol. Mendapat umpan di sisi kiri pertahanan lawan, Suarez mengecoh Veron dan kemudian melepaskan tembakan kaki kanan yang hanya menyasar samping gawang.

Forlan akhirnya sukses mengakhiri puasa golnya di Copa America. Pada menit ke-42 umpan terukur Egidio Arevalo Rios langsung disambut sepakan kaki kiri keras mendatar dan Villar hanya bisa terpaku melihat gawangnya kebobolan.

Paraguay nyaris memperkecil ketertinggalan pada menit ke-54 andaikan tembakan voli Nelson Valdez tak membentur mistar gawang Fernando Muslera.

Kiper Villar menyelamatkan gawangnya dengan satu lengan dari sepakan Sebastien Eguren pada menit ke-75.

Akhirnya Uruguay memastikan raihan trofi Copa America setelah Forlan pada menit ke-89 mencetak gol keduanya menuntaskan sebuah serangan balik cepat yang dibangun Edinson Cavani dan Suarez.

Susunan pemain
Uruguay: Muslera; Pereira, Lugano, Coates, Caceres; Perez (Eguren 70'), Rios, Gonzales, A. Pereira (Cavani 63'); Forlan, Suarez

Paraguay: Villar; Piris, Da Silva, Veron, Marecos; Ortigoza, Riveros,Caceres (Estigarribia 64'), Vera (Perez 64'); Valdez, Zeballos (Barrios 76')
Baca Selengkapnya - Uruguay Juara Copa America 2011

Peru Raih Posisi Ketiga Copa America 2011

Minggu, 24 Juli 2011

Peru berhasil memastikan diri meraih posisi ketiga Copa America usai menundukkan Venezuela 4-1 di Estadio Ciudad de La Plata, Buenos Aires, Minggu (24/7) dinihari WIB.

Peru berhasil memanfaat keunggulan jumlah pemain setelah gelandang Venezuela Tomás Eduardo Rincón diusir wasit pada menit ke-59.

Jose Polo Guerrero mencetak hat-trick di pertandingan babak kedua, dan memberikan satu assist.

Pertandingan babak pertama berlangsung hidup dan berkembang. Peru mendominasi permainan, namun Venezuela juga berbahaya melalui skema permainan serangan balik.

Pada menit kelima, Peru mendapatkan ancaman, namun tendangan striker Giancarlo Maldonado masih menyamping di sisi gawang.

Kedua tim berusaha menaikkan tempo permainan. Pada menit ke-25, William Chiroque memiliki peluang setelah berusaha melewati barisan pertahanan lawan. Namun, kiper Venezuela Renny Vega masih siap mengamankan gawangnya. Beberapa menit kemudian, giliran Venezuela yang memiliki peluang lewat pergerakan Miku. Kiper Peru Raul Fernandez mampu mentip bola.

Gol yang ditunggu-tunggu akhirnya datang pada menit ke-42. Striker Chiroque membawa Peru unggul 1-0 melalui sebuah skema permainan serangan balik yang sangat cepat.

Di babak kedua, Guerrero mulai menemukan permainan gemilangnya dalam pertandingan ini. Pada menit ke-64, ia bekerjasama cukup baik dengan Chiroque, dan kemudian melepaskan sebuah tendangan keras dari jarak dekat.

Tertinggal dua gol, Venezuela memiliki harapan pada menit ke-78 setelah Juan Fernando Arango mampu menaklukkan Valverde. Menerima umpan Yohandry Orozco, Arango kemudian melewati barisan pertahanna lawan dan melepaskan tendangan dari jarak dekat ke pojok gawang.

Pada menit ke-90, Guerrero kembali mencetak gol. Striker Hamburg itu menunjukkan skill menawan dengan melakukan pergerakan cepat ke dalam kotak penalti dan melepaskan tendangan keras ke gawang Vega.

Saat pertandingan sudah memasuki masa tambahan waktu, Guerrero mencetak hat-trick. Ia mampu mendapatkan ruang yang tidak mampu dikawal oleh barisan pertahanan Venezuela, dan melepaskan tendangan ke gawang Vega.

Posisi ketiga buat Peru ini merupakan yang terbaik setelah mereka pernah merasakan hal yang sama pada 1983. Meski kalah, buat Venezuela, ini merupakan penampilan terbaik mereka sepanjang keikutsertaan di Copa America.
Baca Selengkapnya - Peru Raih Posisi Ketiga Copa America 2011

Messi Mempermalukan Diri Sendiri di Copa America

Lionel Messi seharusnya memboikot Timnas Argentina saat berlaga di Copa America beberapa waktu lalu. Messi dianggap melakukan kesalahan besar dengan tampil di turnamen “kelas dua”.

Pernyataan pedas dilontarkan Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis yang menyebut Messi melakukan hal bodoh dengan tampil di Copa America. Menurut De Laurentiis, kompetisi negara Amerika Selatan seharusnya diperuntukkan bagi pemain muda yang ingin menunjukkan talentanya, bukan pemain sekelas Messi yang sudah sukses di Eropa.

“Jika saya Messi, saya akan bilang tidak akan datang. Silahkan adukan saya ke pengadilan, memberi sanksi, tapi saya tak akan datang untuk mempermalukan diri sendiri karena saya pemain hebat,” seloroh De Laurentiis.

“Saya pemain hebat, bermain untuk Barcelona, dan tak akan datang untuk bermain dengan orang idiot yang tak tahu bagaimana bermain dengan saya,” lanjutnya, seperti dilaporkan Sky Sport Italia.

“Messi bodoh. Dia mempermalukan dirinya sendiri dengan berangkat ke Copa dan dia membuat kesalahan,” tegas De Laurentiis yang beberapa waktu lalu mengancam Uruguay jika memaksakan Edinson Cavani yang tengah dibekap cedera.

Argentina, yang menjadi salah satu kandidat juara, justru angkat koper lebih dulu setelah disingkirkan Uruguay di perempat final melalui drama adu penalti.

“Bagaimana seorang pemain yang bisa bermain dengan satu gaya, harus beradaptasi dengan gaya lain yang tidak familiar dalam waktu singkat? Saya menentang itu,” tutup De Laurentiis.
Baca Selengkapnya - Messi Mempermalukan Diri Sendiri di Copa America

Kalahkan Venezuela, Paraguay Hadapi Uruguay di Final

Kamis, 21 Juli 2011

Paraguay akan menghadapi Uruguay di final Copa America 2011 usai menundukkan Venezuela. Setelah bermain imbang tanpa gol hingga babak extra time, La Albirroja menang 5-3 di babak adu penalti.

Dalam pertandingan semifinal di Estadio Malvinas Argentinas, Kamis (21/7/2011) pagi WIB, Venezuela mendapat peluang pada menit keenam. Lewat sebuah proses serangan balik, Gabriel Cíchero melepaskan tembakan menyusur tanah dari luar kotak penalti yang masih mudah dijinakkan oleh Justo Villar.

Dua menit kemudian, Paraguay gantian mengancam. Sebuah tendangan bebas Edgar Barreto mampu diteruskan oleh Dario Veron ke arah gawang, namun Renny Vega masih sigap menepisnya.

Venezuela sempat mencetak gol pada menit ke-35 lewat sundulan Oswaldo Vizcarrondo. Namun, wasit menganulirnya karena salah satu pemain Venezuela sudah terjebak offside.

Pada menit ke-43, sundulan Alejandro Moreno masih menerpa mistar gawang Paraguay. Bola rebound disambar oleh Salomon Rondon, tapi Villar masih bisa membendungnya.

Hingga babak pertama berakhir, belum ada gol tercipta.

Pada awal babak kedua, Nelson Haedo Valdez sempat lolos sendirian ke kotak penalti Venezuela. Namun, Vega dengan cekatan langsung menutup ruang tembak penyerang bernomor punggung 18 ini.

Peluang Juan Arango pada menit ke-80 juga belum membuahkan hasil. Tendangan bebas jarak jauhnya masih bisa diamankan oleh Villar.

Hingga waktu normal berakhir, skor kacamata masih juga awet. Laga pun berlanjut ke babak extra time.

Pada menit ke-93, sepakan Giancarlos Maldonado yang sempat membentur kaki Nicolas Fedor berada di luar jangkauan Villar. Namun, bola masih mengenai mistar gawang sebelum disapu bek Paraguay.

Dua menit kemudian, mistar gawang kembali menggagalkan peluang Venezuela. Kali ini, tendangan bebas Arango yang melabrak mistar.

Paraguay harus bermain dengan sepuluh orang pemain sejak menit ke-103. Jonathan Santana diusir wasit karena menerima kartu kuning kedua.

Pada menit ke-114, Maldonado menjajal peruntungannya. Tapi, sepakan kaki kirinya dari luar kotak penalti masih melebar di kiri gawang Paraguay.

Hingga babak tambahan 2x15 menit berakhir, masih belum ada tim yang bisa mencetak gol. Untuk menentukan siapa yang lolos ke final, adu penalti pun harus dilakukan.

Di babak tos-tosan, kelima eksekutor Paraguay, yakni Nestor Ortigoza, Lucas Barrios, Cristian Riveros, Osvaldo Martinez, dan Dario Veron sukses menuntaskan tugasnya. Sementara di kubu Venezuela, Giancarlos Maldonado, Jose Manuel Rey, dan Nicolas Fedor berhasil, tapi Franklin Lucena gagal. Alhasil, Paraguay menang dengan skor 5-3.

Paraguay akan bertemu Uruguay di partai final. Laga akan digelar di Buenos Aires, 25 Juli mendatang. Sementara Venezuela bertemu Peru di perebutan tempat ketiga.

Susunan pemain
Paraguay: Villar; Caceres, Da Silva, Veron, Piris; Santana, Riveros, Ortigoza, Barreto (Estigarribia 69'); Barrios, Haedo Valdez (Santa Cruz 73') (Martinez 81')

Venezuela: Vega; Rosales, Perozo (Rey 45'), Vizcarrondo, Cichero; Lucena, Cesar Gonzalez (Maldonado 85'), Arango; Di Giorgio, Moreno (Fedor 72'), Rondon
Baca Selengkapnya - Kalahkan Venezuela, Paraguay Hadapi Uruguay di Final

Uruguay 2-0 Peru (20/7/2011)

Rabu, 20 Juli 2011

Salah satu tim unggulan di Copa America 2011, Uruguay, semakin dekat ke tangga juara setelah lolos ke final dengan menekuk Peru 2-0, Rabu (20/7/2011) pagi WIB. Luis Suarez menjadi bintang berkat dua golnya.

Bermain di La Plata, Argentina, Uruguay tampil lebih dominan dalam hal menyerang, walaupun Peru bukannya tanpa perlawanan. Meski demikian, tidak banyak peluang nyata yang tercipta di hampir sepanjang babak pertama.

Baru di babak kedua skor berubah. Di menit 52, dengan me-rebound tembakan Diego Forlan yang sempat diredam kiper Raul Fernandez, Suarez berhasil menceploskan bola ke gawang Peru. Uruguay memimpin 1-0.

Hanya berselang lima menit kemudian, Suarez menggandakan keunggulan timnya setelah menerima umpan Alvaro Pereira dari tengah lapangan. Penyerang klub Liverpool itu sekaligus menambahkan koleksi golnya menjadi tiga, menjadi top skorer sementara sama dengan Sergio Aguero yang timnya (Argentina) sudah tersingkir.

Peru, yang untuk pertama kalinya tampil di semifinal sejak menjadi juara Copa 1975, harus menyelesaikan pertandingan dengan 10 orang. Sang kapten, Juan Vargas, diganjar kartu merah karena menyikut bek tim lawan, Sebastian Coertes, di pertengahan babak kedua.

Uruguay, yang tahun lalu tampil gemilang dengan menembus semifinal Piala Dunia di Afrika Selatan, akan melakoni final pertamanya di Copa sejak 1999. Kala itu mereka hanya jadi runner up setelah ditundukkan Brasil 0-3.

Kali terakhir skuad La Celeste memenangi turnamen Amerika Selatan adalah di edisi 1995 di kandang sendiri. Di partai puncak mereka mengalahkan Brasil lewat adu penalti.

Uruguay selanjutnya akan menghadapi Paraguay atau Venezuela, yang akan memainkan laga semifinal mereka besok (21/7) pagi. Final digelar di Buenos Aires pada 24 Juli atau Senin depan.
Baca Selengkapnya - Uruguay 2-0 Peru (20/7/2011)

Paraguay Singkirkan Brasil Lewat Adu Penalti

Senin, 18 Juli 2011

Kejutan kembali terjadi di Copa America. Setelah bermain tanpa gol di waktu normal dan periode perpanjangan waktu, Paraguay berhasil mengalahkan Brasil melalui adu penalti dengan skor 2-0.

Brasil sesungguhnya tampil sangat dominan dalam laga yang dilangsungkan di Estadio Ciudad de La Plata, Senin (18/7/2011) dinihari WIB. Sejak babak pertama mereka terus menekan dan punya banyak peluang menjebol gawang lawan.

Namun seluruh upaya tersebut berhasil dipatahkan barisan pertahanan Paraguay dan kiper Justo Villar yang tampil bagus di bawah mistar. Saat laga terpaksa dituntaskan melalui adu penalti, Samba malah harus tersingkir setelah kalah dengan skor 2-0.

Yang tak kalah mengejutkan adalah kegagalan empat eksekutor pertama Brasil menendang penalti, yakni Elano,Thiago Silva, Andre Santos dan Fred. Sementara di kubu Paraguay setelah kegagalan Edgar Barreto, dua eksekutor lainnya Marcelo Estigarribia dan Cristian Riveros berhasil menjebol gawang Julio Cesar.

Kekalahan Brasil melanjutkan kejutan babak perempatfinal Copa America. Kemarin kandidat juara lainnya, Argentina juga tumbang di tangan Uruguay melalui adu tos-tosan.

Brasil lebih dulu memiliki kesempatan bikin gol di menit enam melalui Neymar. Mendapat bola mental hasil tendangan Alexandre Pato yang membentur bek lawan, sepakan Neymar dari luar kotak penalti tipis melayang di atas mistar gawang.

Selanjutnya lewat permainan cepat Brasil terus menekan pertahanan Paraguay. Duet Pato dan Neymar beberapa kali menebar ancaman di jantung pertahanan, namun keuletan barisan belakang Paraguay membuat gawang mereka tetap aman.

Skor nyaris berubah menjadi 1-0 di menit 32 saat Lucio berhasil menyambar umpan tendangan bebas di muka gawang. Menyerobot bola sambil menjatuhkan diri di muka gawang, si kulit bundar ternyata mengarah tepat ke kiper Justo Villar. Tak ada gol dan skor bertahan 0-0.

Di awal babak kedua, tepatnya menit 48 Neymar kembali membuang peluang. Bermula dari serangan yang terbangun dengan rapi, sang steriker lolos dari kawalan saat menusuk di sisi kanan. Sempat memperdaya bek Paraguah, sepakan pemain incaran Real madrid itu dari dalam kotak penalti terhadang tubuh bek lawan di muka gawang.

Paraguay kemudian terus ditekan dan dipaksa bermain di lapangannya sendiri. Meski begitu Brasil tetap tak mampu mencetak gol pembuka keunggulan. Satu-satunya peluang Paraguay adalah melalui tendangan bebas di muka kotak penalti, yang kemudian terbuang percuma karena bola membentur tembok hidup.

Sebuah penyelamatan gemilang dilakukan kiper Villar di menit 72. Berhadapan satu lawan satu dengan Pato yang melepaskan tendangan voli di muka gawang setelah dapat umpan tendangan bebas, si kulit bundar sepakan Si Bebek masih bisa dihadang Villar menggunakan kakinya.

Kerjasama antara Pato dan Robinho nyaris menjebol gawang Paraguay di menit 81. Berhasil mengejar umpan terobosan Robinho di kotak penalti, sepakan Pato masih membentur tubuh kiper Villar yang maju mempersempit jarak tembak. Bola mental dari peristiwa tersebut masih coba diarahkan Pato ke dalam gawang dengan kepalanya, namun arah sundulan Pato cuma membentur sisi luar gawang.

Tak lama berselang tandukan Fred meneruskan umpan tendangan bebas sepertinya akan merobek jala Paraguay. Namun tepat di garis gawang bek Paraguay berhasil menghalaunya keluar menggunakan kepala.

Skor 0-0 memaksa laga berlanjut ke babak perpanjangan waktu. Namun sama seperti periode normal 2 x 45 menit, kedua tim gagal memasukkan bola ke dalam gawang. Laga pun harus dituntaskan melalui adu penalti.

Malang buat Brasil, keempat eksekutor penalti pertama yang mereka turunkan tak satupun yang bisa menjebol gawang Paraguay. Sepakan Elano melayang jauh, eksekusi Thiago SIlva diblok sementara upaya Andre Santos dan Fred juga berujung kegagalan.

Sementara di kubu Paraguay, Edgar Barreto sempat membuat timnya gusar karena gagal menjalankan tugas sebagai eksekutor pertama. Namun Marcelo Estigarribia dan Cristian Riveros mampu menuntaskan tugas dengan sempurna dengan memperdaya Cesar dan memberi Paraguay kemenangan 2-0.

Susunan Pemain
Brazil: Julio Cesar, Maicon, Lucio, Thiago Silva, Andre Santos, Lucas Leiva, Ramires, Neymar (Fred, 79), Ganso (Lucas, 99), Robinho, Alexandre Pato (Elano, 110).

Paraguay: Justo Villar, Paulo da Silva, Dario Veron, Aureliano Torres (Elvis Marecos, 70), Antolin Alcaraz, Cristian Riveros, Enrique Vera (Edgar Barreto, 62), Victor Caceres, Marcelo Estigarribia, Lucas Barrios (Hernan Perez, 82), Nelson Haedo Valdez.
Baca Selengkapnya - Paraguay Singkirkan Brasil Lewat Adu Penalti

Adu Penalti, Uruguay Singkirkan Argentina

Minggu, 17 Juli 2011

Uruguay berhak atas satu tiket semifinal Copa America 2011 setelah menyingkirkan tun rumah Argentina. La Celeste menyegel tiket ini usai memenangi duel yang ditentukan lewat adu penalti.

Pertandingan yang berlangsung di Stadion Brigadier General Estanislao Lopez, Santa Fe, Minggu (17/7/2011) pagi WIB ini berakhir 1-1 setelah waktu normal 90 menit.

Uruguay unggul terlebih dahulu lewat gol Diego Perez di menit kelima, tetapi Argentina membalas melalui gol Gonzalo Higuain di menit 17. Skor ini bertahan sampai berakhirnya waktu normal dan 2x15 menit masa perpanjangan waktu.

Kedua tim menyudahi waktu normal ini dengan 10 pemain karena Perez (Uruguay) dan Javier Mascherano (Argentina) mendapat dua kartu kuning alias kartu merah.

Di adu penalti, satu algojo Argentina gagal, yakni Carlos Tevez. Sementara lima eksekutor Uruguay, yakni Diego Forlan, Luis Suarez, Andres Scotti, Walter Gargano dan Martin Caceres sukses melaksanakan tugasnya.

Pertandingan baru berusia lima menit, tetapi Uruguay sukses membuat para pendukung tuan rumah terhenyak ketika sontekan Perez dari mulut gawang sukses membawa tim tamu memimpin 1-0.

Namun Argentina tidak butuh waktu terlalu lama untuk menyeimbangkan kedudukan jadi 1-1. Umpan lambung Lionel Messi ditanduk masuk oleh Higuain yang lolos dari jebakan off-side.

Dalam tempo empat menit, yakni di menit 30 dan 34, masing-masing tim mendapati satu gol yang mereka cetak dianulir wasit. Baik gol Higuain buat Argentina maupun gol Martin Caceres buat Uruguay, semuanya dinyatakan off-side.

Argentina sempat di atas angin ketika Uruguay dipaksa bermain dengan 10 orang sejak menit 38. Perez mendapat kartu kuning kedua akibat melanggar Fernando Gago.

Unggul jumlah pemain, Argentina tampil menyerang. Di menit 77, sebuah tendangan Higuain nyaris berbuah gol andai kiper Uruguay, Fernando Muslera, tidak men-tipnya ke udara.

Empat menit menjelang waktu normal berakhir, giliran Argentina yang kehilangan pemain. Kali ini, Javier Mascherano diusir wasit karena mendapat kartu kuning kedua usai melanggar Suarez.

Muslera menyelamatkan gawangnya dua kali di menit 89. Yang pertama, sepakan bebas Carlos Tevez bisa ditolak dengan kaki kirinya, lantas bola rebound yang coba disambar Higuain kembali ia jinakkan.

Setelah bermain imbang 1-1 selama 90 menit, pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. Di menit 101, sebuah sepakan voli Javier Pastore melayang di atas gawang Muslera.

Tiga menit kemudian, Higuain nyaris mencetak gol keduanya. Mendapat umpan terobosan dari Javier Zanetti, striker Real Madrid itu menendang bola, tetapi tipis menyambar tiang gawang Uruguay.

Pada menit 112, Argentina kembali memetik peluang, kali ini lewat upaya Pastore. Tapi kembali Muslera beraksi menyelamatkan gawangnya dengan menjinakkan sepakan Pastore.

Setelah waktu perpanjangan 2x15 menit habis, sang pemenang harus dicari lewat adu penalti. Dua penendang pertama Argentina, yakni Lionel Messi dan Nicolas Burdisso, sukses mencetak gol, tetapi sepakan Tevez digagalkan Muslera.

Dua penendang berikut Argentina, yaitu Pastore dan Higuain, sukses mencetak gol, tetapi itu tidak berarti karena lima eksekutor Uruguay berhasil melakukan tugasnya dengan baik dan membawa Uruguay menang 5-4.

Di semifinal, Uruguay akan menghadapi Peru yang di pertandingan sebelumnya menekuk Kolombia dengan skor akhir 2-0, juga setelah perpanjangan waktu.
Baca Selengkapnya - Adu Penalti, Uruguay Singkirkan Argentina

Peru 2-0 Kolombia (17/7/2011)

Pertandingan perempatfinal Copa America 2011 antara Kolombia kontra Peru harus diselesaikan melalui perpanjangan waktu. Dua gol di extra time membuat Peru menang 2-0 dan lolos ke semifinal.

Duel Kolombia vs Peru ini digelar di Stadion Mario Alberto Kempes, Cordoba, Minggu (17/7/2011) dinihari WIB. Selama 90 menit waktu normal, kedua tim gagal mencetak gol dan menghasilkan skor 0-0.

Peru sempat memetik peluang pada menit 34 ketika tendangan jarak jauh Juan Vargas sempat memantul ke tanah di hadapan kiper Luis Martinez, tetapi Martinez bisa menepisnya keluar.

Lima menit babak kedua berjalan, Martinez berhasil mengamankan gawang Kolombia dari serbuan Peru dengan menepis bola deras tendangan William Chiroque.

Pada menit 65, Kolombia mendapatkan peluang terbaik dalam pertandingan ini ketika dihadiahi penalti oleh wasit usai Dayro Moreno dijatuhkan oleh Alberto Rodriguez di kotak terlarang.

Kans itu gagal dimanfaatkan oleh Kolombia ketika sepakan 12 pas Radamel Falcao melebar. Akibatnya, skor 0-0 ini pun bertahan.

Di menit terakhir waktu normal, Kolombia hampir saja memetik gol kemenangan. Tapi sepakan Freddy Guarin bisa ditepis kiper Peru, Raul Fernandez, membentur mistar dan keluar.

Skor 0-0 di 90 menit waktu normal memaksa dilangsungkannya extra time. Dua menit babak tambahan, Martinez menjaga gawang Kolombia perawan usai menepis tendangan Vargas.

Pada menit 99, Kolombia kembali beroleh peluang. Akan tetapi, kali ini tendangan Hugo Rodallega yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Fernandez bisa diamankan oleh nama terakhir.

Peru yang sempat tertekan malah akhirnya menjadi tim pertama yang mencetak gol di menit 102. Berawal dari kegagalan Martinez mengamankan bola lambung, si kulit bundar kemudian disepak oleh Carlos Lobaton menjadi gol. Kolombia 0, Peru 1.

Peru menyegel kemenangan jadi 2-0 ketika di menit 112 Vargas mencetak sebuah gol dengan sepakan deras kaki kiri usai menerima umpan matang dari Paolo Guerrero. Hasil ini bertahan hingga usainya laga.

Hasil ini membuat Peru melaju ke semifinal untuk pertama kalinya sejak tahun 1997. Di empat besar, Peru bakal menanti pemenang duel Argentina vs Uruguay yang baru akan digelar beberapa menit lagi.

Susunan pemain
Kolombia: Luis MARTINEZ; Camilo ZUNIGA, Luis PEREA, Mario YEPES, Pablo ARMERO, Carlos SANCHEZ (Jackson MARTINEZ 111), Abel AGUILAR (Teofilo GUTIERREZ 105), Fredy GUARIN, Dayro MORENO, Adrian RAMOS (Hugo RODALLEGA 72), Falcao GARCIA

Peru: Raul FERNANDEZ; Renzo REVOREDO, Christian RAMOS, Alberto RODRIGUEZ, Walter VILCHEZ, Luis ADVINCULA (Carlos LOBATON 46), Adan BALBIN, Rinaldo CRUZADO (Josepmir BALLON 117), Juan VARGAS, William CHIROQUE (Yoshimar YOTUN 95), Paolo GUERRERO
Baca Selengkapnya - Peru 2-0 Kolombia (17/7/2011)

Messi: Argentina Bukan Barcelona

Sabtu, 16 Juli 2011

Lionel Messi semakin jengah dengan perbincangan publik tentang perbedaan penampilannya di timnas Argentina dengan Barcelona. Dengan tegas pemain terbaik dunia tersebut menyatakan bahwa itu merupakan dua hal yang sangat jauh berbeda.

“Membandingkan Argentina dengan Barcelona adalah sebuah kesalahan,” cetus Messi seperti dikutip Goal, Sabtu (16/7/2011).

Selama ini prestasi kedua tim memang bisa dibilang sangat ‘jomplang’ antara satu dengan lainnya. Albiceleste yang dibela Messi selalu gagal tampil maksimal di sejumlah ajang, namun lain hal dengan Los Azulgranas yang dalam beberapa tahun belakangan justru terus meraup sukses besar.

Akibatnya Messi kerap disalahkan atas semua yang terjadi. Sebagian publik Argentina bahkan menuding dia tidak pernah sepenuh hati berjuang untuk negara dan lebih mementingkan klub.

Demi menepis anggapan miring itu Messi mencoba memberikan alasan perbedaan performa di Argentina dengan Barcelona.

“Di Barceloan kami sudah berkerjasama untuk waktu yang lama, sementara di timnas baru mencobanya. Bagaimanapun keduanya tidak bisa dibandingkan,” cetus Messi.

Di perempatfinal Copa America 2011, Argentina bakal menghadapi lawan tangguh yakni Uruguay. Bicara soal kesiapan, pemain 24 tahun cukup pede meski dia tetap waspada dengan kekuatan juara ketiga pada Piala Dunia 2010 lalu.

“Akan sangat sulit menghadapi Uruguay, namun mimpi kami sejak awal adalah memenangkan turnamen,” serunya.
Baca Selengkapnya - Messi: Argentina Bukan Barcelona

Brasil 4-2 Ekuador (14/7/2011)

Kamis, 14 Juli 2011

Brasil akhirnya mendapatkan satu tiket ke babak perempatfnal Copa America. Dalam pertandingan terakhir Grup B, Selecao menaklukkan Ekuador dengan skor 4-2.

Pertandingan di Stadion Mario Alberto Kempes, Kamis (14/7/2011) pagi WIB, berjalan menarik sejak menit-menit awal. Kedua tim silih berganti melancarkan serangan dan berusaha mencetak gol secepatnya.

Babak pertama berakhir dengan skor imbang 1-1. Brasil unggul dulu lewat Pato, tapi Ekuador menyamakan skor lewat Felipe Caicedo.

Pada babak kedua, empat gol tercipta. Tiga untuk Brasil, yakni dari Pato dan Neymar (dua gol). Ekuador sekali membalas lewat Caicedo.

Kemenangan ini mengantarkan Brasil ke babak perempatfinal dengan status juara Grup B. Pasukan Mano Menezes mengoleksi lima poin dari tiga pertandingan. Poin mereka sama dengan Venezuela, tapi unggul selisih gol. Ekuador tersingkir karena cuma menempati posisi juru kunci grup.

Pada babak perempatfinal, Brasil akan meladeni salah satu peringkat ketiga terbaik, yakni Paraguay. Laga digelar 17 Juli mendatang di La Plata.

Brasil menebar ancaman lewat aksi Neymar pada awal-awal babak pertama. Namun, tembakan pemain Santos itu pada menit kedua dan 17 masih belum menemui sasaran.

Ekuador punya peluang bagus pada menit ke-22. Tendangan bebas yang dieksekusi Cristian Fernando Noboa masih melambung di atas mistar.

Tim Samba akhirnya memecah kebuntuan enam menit berselang. Umpan silang Andre Santos dari sisi kiri mampu ditanduk dengan sempurna oleh Pato untuk merobek gawang Marcelo Elizaga.

Robinho nyaris menggandakan keunggulan Brasil pada menit ke-36. Menyambut umpan matang Maicon, sepakannya masih melebar.

Satu menit kemudian, Ekuador menyamakan skor. Berawal dari tendangan gawang Elizaga, bola kemudian jatuh ke kaki Cristian Benitez. Benitez mengumpankannya ke Felipe Caicedo.

Caicedo kemudian melepaskan tembakan kaki kiri menyusur tanah dari luar kotak penalti. Meski mengarah tepat ke Julio Cesar, kiper Inter Milan itu gagal menjinakkannya karena bola bergulir di sela-sela ketiaknya.

Pada penghujung babak pertama, teror para pemain Ekuador nyaris membuat gawang Cesar bobol lagi. Tembakan Michael Antonio Arroyo Mina membuat Cesar harus terbang untuk menyelamatkan gawangnya.

Babak kedua baru berjalan tiga menit, Brasil kembali memimpin. Mendapat umpan terobosan dari Paulo Henrique Ganso, Neymar yang menusuk ke kotak penalti mengelabui Elizaga lewat sontekan kaki kanannya.

Keunggulan Brasil tak bertahan lama. Pada menit ke-58, Caicedo kembali merobek gawang Cesar. Menerima umpan di depan kotak penalti, dia mengecoh Thiago Silva sebelum melepaskan tembakan kaki kanan mematikan.

Kedudukan kembali berubah pada menit ke-61. Tendangan keras Neymar dari luar kotak penalti bisa dibendung Elizaga, tapi bola muntah langsung disambar Pato dan membawa Brasil memimpin 3-2.

Gol kedua Neymar pada menit ke-71 melengkapi kemenangan Brasil. Berawal dari umpan silang Maicon, sontekan pemain incaran Real Madrid itu bersarang di gawang Ekuador.

Robinho sempat mencetak gol pada masa injury time. Namun, wasit menganulirnya karena penyerang AC Milan itu sudah terperangkap offside.

Susunan pemain
Brasil: Julio Cesar, Maicon, Lucio, Thiago Silva, Andre Santos, Ramires, Lucas, Ganso (Elias 76'), Robinho, Neymar (Lucas 79'), Pato (Fred 85')

Ekuador: Elizaga, Reasco (Achilier 82'), Araujo, Erazo, Ayovi, Noboa (Montano 90'), Arroyo, Minda, Mendez (Mina 76'), Benitez, Caicedo
Baca Selengkapnya - Brasil 4-2 Ekuador (14/7/2011)

Venezuela 3-3 Paraguay (14/7/2011)

Venezuela mencetak dua gol di menit-menit penghabisan untuk memaksakan hasil imbang 3-3 melawan Paraguay di laga terakhir Copa America Grup B. Hasil ini membawa Venezuela ke perempatfinal.

Bermain di Stadion Padre Ernesto Martearena, Salta, Kamis (14/7/2011) dinihari WIB, Venezuela membuka keunggulan setelah Jose Solomon Rondon mencetak gol cantik dengan tendangan kerasnya dari luar kotak penalti di menit kelima.

Paraguay baru bisa membalas pada menit 33. Adalah Antolin Alcaraz yang sukses menjebol gawang Renny Vega dengan tendangan jarak dekat kaki kiri usai sejumlah kemelut di mulut gawang Venezuela.

Pada menit 62, Paraguay berbalik unggul 2-1. Menyambut sebuah tendangan sudut, Lucas Barrios kembali menyarangkan bola ke gawang Venezuela dengan tendangan jitu kaki kiri.

Situasi tendangan sudut kembali membuat Paraguay mencetak gol. Di menit 85, Cristian Riveros menambah keunggulan Paraguay jadi 3-1 lewat sebuah sundulan meneruskan tendangan pojok.

Di saat kemenangan tampaknya sudah di tangan Paraguay, Venezuela memperkecil ketertinggalan jadi 2-3. Tendangan kaki kanan Nicolas Fedor di menit 90 sukses bersarang di gawang Paraguay.

Paraguay harus gigit jari karena di menit kedua injury time, Venezuela akhirnya mencetak gol penyama. Grenddy Perozo menyundul masuk bola ke gawang kiper Paraguay, Justo Villar. Hasil akhir, 3-3!

Hasil ini membuat Venezuela lolos ke perempatfinal karena telah mengoleksi lima angka. Sedangkan Paraguay yang ada di posisi kedua dengan nilai tiga, harus menunggu nasib dari pertandingan Brasil vs Ekuador yang masing-masing punya nilai dua dan satu.

Sukses Venezuela melaju ke perempatfinal ini mengulangi sukses Vintonito yang juga berhasil lolos ke 8 Besar di Copa America 2007 yang berlangsung di kandang sendiri.

Susunan pemain
PARAGUAY: Justo VILLAR; Dario VERON; DA SILVA, Antolin ALCARAZ, Aureliano TORRES, Enrique VERA (Jonathan SANTANA 70), Cristian RIVEROS, Nestor ORTIGOZA, Marcelo ESTIGARRIBIA (Victor CACERES 84), Lucas BARRIOS, Roque SANTA CRUZ (Nelson Haedo VALDEZ 39)

VENEZUELA: Renny VEGA; Roberto ROSALES, Oswaldo VIZCARRONDO, Grenddy PEROZO, Gabriel CICHERO, Alexander GONZALEZ (Giancarlo MALDONADO 75), Giacomo DI GIORGI, Tomas RINCON, Yohandry OROZCO (Nicolas FEDOR 66), Daniel ARISMENDI (Juan ARANGO 63), Salomon RONDON
Baca Selengkapnya - Venezuela 3-3 Paraguay (14/7/2011)