Verawati Fajrin Meninggal Dunia

Minggu, 21 November 2021

Legenda bulu tangkis Indonesia, Verawati Fajrin, dikabarkan telah meninggal dunia.

Kabar duka datang dari legenda bulu tangkis tanah air, Verawati Fajrin yang telah berpulang pada Minggu (21/11/2021).

Verawati Fajrin meninggal dunia di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, pukul 06.58 WIB dalam usia 64 tahun.

Mantan pemain yang sarat prestasi besar ini berpulang setelah sempat menjalani perawatan akibat sakit kanker paru-paru.

Hingga akhir hayat, Vera meninggalkan suami, Fadjriansyah Bidoein, seorang anak Fidyandini dan dua cucu.

Rencananya, jenazah Vera akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan, Minggu siang.

Kabar duka ini juga sudah sampai ke telinga Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna.

"Innaalillaahi wa inna ilaihi rojiun. PBSI dan keluarga besar bulutangkis Indonesia turut berduka cita atas berpulangnya salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia, Verawaty Fadjrin," ucap Agung.

"Almarhumah adalah pemain yang berjasa besar mengangkat prestasi bulutangkis Indonesia di pentas dunia."

"Semoga arwahnya diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," imbuhnya, dalam pers rilis Badminton Indonesia yang diterima BolaSport.com.

Prestasi Verawati tidak perlu diragukan lagi.

Pada nomor tunggal putri, pemain kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1957 ini sukses menjuarai Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta.

Baca Juga: Indonesia Masters 2021 - Awas Marcus/Kevin, Si Penakluk Raksasa Pede Bikin Kejutan Ke-4 di Final

Dia menjadi kampiun usai di final mengalahkan rekannya, Ivana Lie,11-1, 11-3.

Setahun sebelumnya, bersama Imelda Wigoena, Vera juga merenggut juara All England 1979 setelah menekuk Atsuko Tokuda/Mikiko Takada (Jepang), 15-3, 10-15, 15-5.

Mereka pun menjadi pasangan ganda putri kedua Indonesia yang sukses di All England setelah Minarni/Retno Kustiyah yang melakukannya pada 1968.

Bersama Imelda pula, Vera merebut emas SEA Games Manila 1981.

Selain itu mereka juga sukses merebut medali emas Asian Games VIII/1978 di Bangkok dengan mengalahkan Chiu Yu Fang/Cheng Hui Ming (China).

Sebelumnya, mereka juga memenangi titel Denmark Terbuka 1978.

Di luar itu, masih prestasi besar lainnya. Bersama Eddy Hartono, Vera sebelumnya juga ikut mengantarkan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989.

Mereka menjadi penentu kemenangan tim Garuda 3-2 atas Korea Selatan di final setelah mengatasi Park Joo-bong/Chung Myung-hee, 18-13, 15-3.
Baca Selengkapnya - Verawati Fajrin Meninggal Dunia

Greysia Polii/Apriyani Rahayu Raih Medali Emas Olimpiade 2020

Senin, 02 Agustus 2021

Kontingen Indonesia akhirnya meraih emas pertama pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020 melalui cabang olahraga bulu tangkis. Medali emas diperoleh pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang mengalahkan pasangan asal China, Chen Qingchen/Jia Yifan.

Kemenangan ini sekaligus memperpanjang tradisi emas Indonesia di ajang Olimpiade. Pasangan Greysia/Apriyani sukses menang dua set langsung dengan skor 21-19, 21-15.

Selain memperpanjang rekor medali emas di gelaran empat tahunan ini, pasangan ganda putri ini juga menorehkan rekor baru. Keduanya menjadi pasangan ganda putri pertama asal Indonesia yang meraih medali emas di ajang Olimpiade.

Pada gim pertama, terjadi saling kejar mengejar poin antara pasangan Greysia/Apriyani dengan Chen Qingchen/Jia Yifan. Beruntung laga ini bisa dimenangi dengan pon 21-19.

Pada gim kedua, Greysia/Apriyani langsung tancap gas dan unggul dengan jarak cukup lebar 8-4. Pasangan ini bahkan sempat unggul dengar jarak 9 poin.

Pada akhir laga, pasangan China coba mengejar ketinggalan. Namun, keunggulan Greysia/Apriyani tetap tak terkejar dan skor akhir menunjukkan 21-15.

Kemenangan ini menjadi hiburan bagi masyarakat Indonesia terhadap prestasi tertinggi di olimpiade. Selamat untuk Greysia Polii dan Apriyani Rahayu!
Baca Selengkapnya - Greysia Polii/Apriyani Rahayu Raih Medali Emas Olimpiade 2020

Liliyana Natsir Pensiun dari Badminton

Rabu, 30 Januari 2019

Atlet bulu tangkis Liliyana Natsir bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Liliyana, yang telah memutuskan untuk pensiun sebagai atlet bulu tangkis, berpamitan kepada Jokowi.

Pantauan Kompas.com, Liliyana yang mengenakan kemeja putih dan jaket merah tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 09.30 WIB.

Ia didampingi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

Jokowi, Liliyana Natsir, dan Menpora lantas melakukan pertemuan tertutup selama sekitar 25 menit.

Baca juga: JEO-Perhentian Akhir Liliyana Natsir, Terima Kasih Butet...

"Intinya Indonesia sangat kehilangan atas pensiunnya Liliyana Natsir atau Butet," kata Jokowi kepada wartawan usai pertemuan.

Jokowi mengatakan, seluruh masyarakat Indonesia sudah mengetahui prestasi Liliyana alias Butet selama berkarir menjadi atlet bulu tangkis.

Liliyana telah memenangi pertandingan-pertandingan bergengsi seperti Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan All England.

Jokowi berharap capaian Liliyana bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja.

"Saya kira ini yang harus dijadikan inspirasi, nilai-nilai sebuah prestasi bagi pemain-pemain bulu tangkis yang masih junior, yang masih muda-muda, untuk bisa berprestasi seperti Butet Liliyana Natsir," kata Jokowi.

Sementara itu, Liliyana mengatakan, kedatangannya ke Istana adalah untuk berpamitan sekaligus meminta arahan dari Presiden Jokowi.

"Mohon arahan dari Pak Jokowi setelah ini mungkin jika saya dibutuhkan untuk membantu memotivasi adik-adik, menjadi inspirasi untuk adik-adik, saya siap untuk ke sana," kata Liliyana.

Liliyana Natsir memutuskan pensiun dan gantung raket seusai ajang Indonesia Masters 2018 pada usia 33 tahun, Minggu (27/01/2019).

Baca Selengkapnya - Liliyana Natsir Pensiun dari Badminton

Kevin / Marcus Juara All England 2017

Selasa, 14 Maret 2017


Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon keluar sebagai juara All England 2017. Mereka mempersembahkan satu-satunya gelar untuk Indonesia usai mengalahkan Li Junhui/Liu Yuchen.

Dalam pertandingan di Barclaycard Arena, Minggu (12/3/2017) malam WIB, Kevin/Marcus menang dua gim langsung atas wakil China itu. Sempat bertarung ketat di gim pertama, Kevin/Marcus kemudian melaju relatif mulus di gim kedua dan menang 21-19, 21-14 dalam tempo 36 menit.

Kevin/Marcus langsung memimpin 3-0 di awal gim pertama. Dengan keunggulan posturnya, Li melancarkan smes-smes tajam untuk mengejar dan menyamakan skor di kedudukan 6-6.

Tapi Kevin/Marcus perlahan menjauh. Memasuki interval, mereka unggul 11-8 atas Li/Liu.

Permainan cepat terus diperagakan oleh kedua pasangan. Sempat unggul 14-10, Kevin/Marcus kemudian terkejar dan skor kembali imbang 14-14.

Pertarungan kemudian berjalan ketat dan skor imbang bertahan sampai kedudukan 17-17. Tapi Kevin/Marcus mampu unggul dan merebut gim pertama 21-19.

Di awal gim kedua, Kevin/Marcus tertinggal 1-3 dari Li/Liu. Tapi Kevin/Marcus merebut lima angka beruntun untuk berbalik unggul 6-3. Sempat didekati, Kevin/Marcus kembali menjauh 10-5. Sebuah pengembalian yang menyangkut di net dari lawan membuat Kevin/Marcus unggul 11-7 saat interval.

Usai interval, Kevin/Marcus merebut enam angka beruntun untuk unggul 18-10. Terus dominan, Kevin Marcus merebut match point di kedudukan 20-12.

Tapi dua kesalahan sendiri dibuat Kevin/Marcus membuat mereka belum mampu menyegel kemenangan. Di kesempatan ketiga, Kevin/Marcus akhirnya sukses merebut poin setelah pengembalian lawan menyangkut di net.
Baca Selengkapnya - Kevin / Marcus Juara All England 2017

Jepang Juara Piala Thomas 2014

Senin, 26 Mei 2014

Jepang berhasil memenangi Piala Thomas pertamanya di tahun 2014. Catatan Jepang makin spesial karena ini adalah kali pertama mereka tampil di babak final.

Jepang membawa pulang Piala Thomas setelah memenangi laga final yang ketat melawan Malaysia di Siri Fort Indoor Stadium, Minggu (25/5/2014). Bertanding hingga partai kelima, Jepang akhirnya menang 3-2 setelah Takuma Ueda mengandaskan perlawanan Daren Liew dalam pertarungan tiga gim.

Ini adalah gelar pertama bagi Jepang di kejuaraan bulutangkis dunia beregu putra dua tahunan itu. Jepang menjadi negara keempat yang pernah memenangi Piala Thomas setelah Indonesia, China, dan Malaysia.

Keberhasilan Jepang menjadi juara Piala Thomas 2014 cukup istimewa. Sebab, pasukan negeri 'Matahari Terbit' itu tampil sebagai juara di penampilan pertamanya di babak final.

Sejak Piala Thomas pertama kali diselenggarakan di tahun 1949, baru kali ini Jepang lolos hingga partai puncak. Sebelumnya, capaian terbaik mereka adalah babak semifinal di tahun 2010 dan 2012.

Secara keseluruhan, Indonesia masih memimpin jumlah gelar Piala Thomas dengan 13 gelar juara. China menyusul di tempat kedua dengan sembilan gelar dan Malaysia di posisi ketiga dengan lima gelar.
Baca Selengkapnya - Jepang Juara Piala Thomas 2014

Hendra/Ahsan Juara All England 2014

Selasa, 11 Maret 2014

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengembalikan supremasi Indonesia di nomor ganda putra di All England dengan menjadi juara. Di final, Hendra/Ahsan yang diunggulkan di tempat pertama mengalahkan pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, dengan 21-19, 21-19, Minggu (9/3/2014).

Pertandingan gim pertama berlangsung ketat dan menegangkan. Hendra/Ahsan sempat tertekan dan tertinggal hingga 14-16. Namun, di posisi ini, mereka seperti mendapat angin kedua dan mampu berbalik unggul sebelum menang 21-19.

Pada gim kedua, pertandingan juga berlangsung ketat. Hendra/Ahsan unggul lebih dulu 11-9. Namun, pasangan Jepang tidak mau menyerah dan mengejar skor hingga 15-15. Akhirnya, pasangan Indonesia menang 21-19.

Gelar juara ini merupakan gelar ke-17 bagi Indonesia di nomor ganda putra All England. Indonesia merebut gelar juara ganda putra pertama kali pada 1972 atas nama Christian Hadinata/Ade Chandra. Setelah itu, supremasi dilanjutkan Tjuntjun/Johan Wahyudi, Kartono/Heryanto, Ricky Subagja/Rexy Mainaky, hingga 2003 atas nama Candra Wijaya/Sigit Budiarto.
Baca Selengkapnya - Hendra/Ahsan Juara All England 2014

Tontowi/Liliyana Juara All England 2014

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merebut gelar juara untuk ketiga kalinya di turnamen All England Superseries Premier 2014 dengan mengalahkan ganda China, Zhang Nan/Zhao Yunlei, Minggu (9/3/2014).

Owi/Butet, sapaan akrab Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang menempati unggulan 2, bermain tanpa cela untuk mengatasi unggulan pertama dan favorit kuat juara asal China, Zhang Nan/Zhao Yunlei, dalam dua gim 21-13, 21-17. Kemenangan Owi/Butet juga membuat skor pertemuan antar-kedua ganda tersebut sama kuat, 5-5.

Gelar juara ini merupakan gelar ketiga kalinya buat Tontowi/Liliyana setelah keberhasilan pada 2012 dan 2013. Tahun lalu, mereka menjadi juara juga dengan mengalahkan Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Tontowi/Liliyana juga menjadi pasangan pertama yang mencatat kemenangan tiga kali berturut-turut di All England setelah terakhir kali prestasi ini dicatat oleh ganda Korea, Park Joo-bong/Chung Myung-hee pada 1989-1991.

Dalam All England tahun ini, China dan Indonesia sama-sama merebut dua gelar juara, sementara Malaysia merebut gelar juara di nomor tunggal putra.

Berikut hasil lengkap All England 2014:
Ganda putri:
Wang Xiaoli/Yu Yang [China/1]-Ma Jin/Tang Yuanting [China] 21-17, 18-21, 23-21

Ganda putra:
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan [Indonesia/1]-Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa [Jepang/2] 21-19, 21-19

Tunggal putri:
Wang Shixian [China/4]-Li Xuerui [China/1] 21-19, 21-18

Tunggal putra:
Lee Chong Wei [Malaysia/1]-Chen Long [China/2] 21-13, 21-18

Ganda campuran:
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir [Indonesia/2]-Zhang Nan/Zhao Yunlei [China/1] 21-13, 21-17
Baca Selengkapnya - Tontowi/Liliyana Juara All England 2014

Ahsan/Hendra Raih Gelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013

Senin, 12 Agustus 2013

Indonesia dipastikan merebut dua gelar di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan jadi juara dunia di nomor ganda putra usai mengalahkan Mathias Boe/Carsten Mogensen.

Pada pertandingan di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, China, Minggu (11/8/2013) sore WIB, Ahsan/Hendra butuh waktu 33 menit untuk mengalahkan Boe/Mogensen. Unggulan keenam itu menang dua game langsung dengan skor 21-13, 23-21.

Game pembuka berjalan mulus buat Ahsan/Hendra. Mereka sejak awal selalu unggul dalam perolehan poin dan sama sekali tak pernah terkejar. Mereka menang relatif mudah 21-13.

Boe/Mogensen memberikan perlawanan sengit di game kedua. Mereka sempat unggul 5-2, tapi kemudian tertinggal 7-9.

Pasangan Denmark unggul lagi dalam kedudukan 18-17. Mereka bahkan sempat mendapatkan game point ketika unggul 20-18.

Namun, Ahsan/Hendra tak mau melepas game ini. Mereka mampu menyamakan kedudukan 20-20 sebelum mengakhiri permainan dengan skor 23-21.

Bagi Ahsan/Hendra, gelar ini melengkapi kesuksesan mereka tahun ini. Sebelumnya, mereka jadi juara di Malaysia Terbuka, Djarum Indonesia Open Superseries Premier, dan Singapura Open Superseries.

Indonesia juga membawa pulang gelar juara dunia dari nomor ganda campuran. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir jadi juara setelah menaklukkan pasangan China, Xu Chen/Ma Jin, dengan skor 21-13, 16-21, dan 22-20.
Baca Selengkapnya - Ahsan/Hendra Raih Gelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir Raih Gelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil merebut gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013. Ganda campuran andalan Indonesia itu jadi juara dunia setelah mengalahkan Xu Chen/Ma Jin.

Tampil di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, China, Minggu (11/8/2013) sore WIB, Tontowi/Liliyana bermain gemilang. Mereka mengalahkan Xu/Ma, yang merupakan ganda campuran nomor satu dunia, dengan skor 21-13, 16-21, dan 22-20.

Tontowi/Liliyana tampil sangat baik sejak awal permainan. Kombinasi smes tajam Tontowi dan penempatan bola yang ciamik dari Liliyana membuat Xu/Ma kewalahan dan berulang kali membuat kesalahan sendiri.

Di game pertama, Tontowi/Liliyana hanya sekali tertinggal. Setelah kedudukan 6-6, mereka melesat meninggalkan pasangan China dan tak terkejar lagi.

Pertandingan berjalan lebih ketat di game kedua. Tontowi/Liliyana sempat unggul 4-2, tapi setelah itu kedua pasangan saling kejar angka.

Tontowi/Liliyana kemudian menurun dan tertinggal 11-14 dan 12-18. Setelahnya, mereka tak bisa mengejar perolehan poin pasangan China dan kalah di game ini.

Game penentuan berjalan sangat ketat dan menegangkan. Meski Xu/Ma lebih sering unggul, selisih poin antara kedua pasangan tak pernah lebih dari dua poin.

Tontowi/Liliyana sempat berada dalam situasi kritis saat mereka tertinggal 18-20. Tapi, mereka berhasil mengunci pasangan China di angka 20 dan membalikkan keadaan.

Bagi Tontowi, ini adalah gelar juara dunianya yang pertama. Sementara untuk Liliyana adalah yang ketiga, setelah tahun 2005 dan 2007 bersama Nova Widianto.

Ini juga merupakan gelar juara pertama yang didapat Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Bulutangkis sejak tahun 2007.
Baca Selengkapnya - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir Raih Gelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013

Pebulutangkis Candra Wijaya Cetak Rekor MURI

Kamis, 24 Januari 2013

Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menobatkan mantan pebulutangkis nasional, Candra Wijaya, sebagai pencetak rekor melatih paling lama setelah melatih pemain bulutangkis selama 13 jam 42 menit tiada henti.

Candra, yang meraih medali emas Olimpiade Sydney tahun 2000 bersama Tony Gunawan, melatih pemain sejak Rabu (23/1) pukul 05.00 WIB pagi hingga 19.42 malam di Hall Candra Wijaya International Badminton Center (CWIBC), Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.

"Apa yang saya lakukan ini semata-mata untuk memberikan tambahan semangat dan motivasi agar olahraga bulutangkis Indonesia bisa kembali bangkit dan bisa berprestasi kembali," kata Candra dalam siaran persnya, Kamis.

"Selain itu juga untuk mengajak adik-adik ini untuk lebih menyukai olahraga bulutangkis," tambah dia.

Pencetakan rekor itu melibatkan sebanyak 376 pemain yang terdiri atas pelajar SD/SMP dari 13 sekolah di Jakarta Barat. Ada juga pemain binaan Candra di CWIBC, binaragawan terkenal Ade Rai dan Ketua Bidang Pengembangan PB PBSI Basri Yusuf.

Para peserta secara bergiliran dilatih oleh Candra. Candra memperkenalkan teknik dasar bermain bulutangkis, mengajarkan cara memegang raket dan teknik kaki.

Setelah mendapat dasar teori, peserta mendapat pelajaran cara memukul shuttlecock, lantas secara bergiliran berlatih memukul di lapangan.

Selama 13 jam 42 menit melatih, juara All England tahun 1999 dan 2003 itu istirahat lima menit setiap jam untuk mengelap keringat, minum dan kadang ganti kaus.

Rekor pelatihan bulutangkis nonstop terlama itu tercatat dalam Rekor MURI Nomor 5790.

Acara pencetakan Rekor MURI dilakukan untuk memeriahkan peringatan ulang tahun ketiga CWIBC yang dibangun Candra serta mendukung program Pengurus Besar PBSI menggelorakan bulutangkis di Tanah Air.

"Apa yang dilakukan ini ikut mendukung pengembangan olahraga bulutangkis, terutama untuk ikut memasalkan bulutangkis di Tanah Air," tutur Basri.
Baca Selengkapnya - Pebulutangkis Candra Wijaya Cetak Rekor MURI

Rexy Mainaky Gabung Pengurus PBSI

Sabtu, 29 Desember 2012

Rexy Mainaky mengaku bergabung menjadi pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia karena meresa gemas dengan penurunan prestasi atlet Indonesia. Hal itu diungkapkan Rexy saat jumpa pers di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (28/12/2012).

"Kenapa saya kembali ke Indonesia? Alasannya cuma satu kata: Gemas! Setelah memutuskan kontrak dengan asosiasi bulu tangkis Malaysia, sebenarnya saya menunggu dipanggil. Tetapi, sampai saya bergabung dengan tim Filipina, panggilan itu tidak ada. Baru setelah beberapa bulan, saya ditelepon dan diminta kembali. Saya pun menerima tantangan ini," kata Rexy.

Pada kesempatan ini pula, Rexy membeberkan program pembinaan dan prestasi tahun 2013 mendatang. Menurutnya, ada empat turnamen penting tahun depan akan menjadi fokus utama. Keempat turnamen itu ialah All England, Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia, dan SEA Games di Myanmar.

"Sebetulnya, kalau Korea Open bukan level premier, saya lebih memilih atlet untuk fokus di All England. Sesudah Malaysia, kami akan lakukan persiapan menyeluruh untuk All England," kata Rexy.

Selain itu, Rexy akan mulai melakukan pembenahan di Pelatnas Cipayung, mulai dari sistem pelatihan hingga penerapan disiplin pada atlet. Atlet di pelatnas akan kembali dibagi menjadi dua bagian, yaitu utama dan pratama.

Sementara itu, Ketua Umum PBSI Gita Wirjawan mengatakan, salah satu program binpres adalah menentukan daftar atlet yang akan dipulangkan dan dipanggil. Ini merupakan prosedur yang biasa di awal tahun. "Akan ada wajah-wajah baru di tahun 2013, baik pemain dari luar pelatnas maupun pelatih dari dalam dan luar negeri. Ini bukan masalah orang Indonesia atau bukan orang Indonesia, tapi untuk Indonesia." kata Gita.
Baca Selengkapnya - Rexy Mainaky Gabung Pengurus PBSI

China Rebut Tiga Gelar di BWF Superseries Finals 2012

Senin, 17 Desember 2012

China memperoleh tiga gelar di BWF Superseries Finals 2012 di nomor tunggal putra, tunggal putri dan ganda putri. Sedangkan dua gelar di nomor lainnya direbut Denmark.

Di nomor tunggal putra, Chen Long yang jadi unggulan kedua mengalahkan rekan senegaranya Du Pengyu di final dalam duel straight set dengan skor akhir 21-12 dan 21-13.

Peraih medali emas Olimpiade London, Li Xuerui menggondol predikat terbaik tanpa banyak kerja keras. Sang lawan yang juga kompatriotnya, Wang Shixian mundur di set kedua dalam kedudukan tertinggal 21-19, 15-4.

Satu gelar terakhir dari Negeri Tirai Bambu datang dari nomor ganda putri. Pasangan unggulan empat, Wang Xiaoli/Yu Yang mengalahkan pasangan Denmark Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl juga straight set 21-16, 21-14.

Nomor ganda putra dikuasai oleh Mathias Boe/Carsten Mogensen setelah melewati pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa dengan skor akhir 21-17, 21-19 dalam laga selama 34 menit.

Ganda campuran Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen menyumbang gelar terakhir bagi Denmark usai susah payah menundukkan unggulan empat Zhang Nan/Zhao Yunlei tiga set, 17-21, 21-12 dan 21-14.
Baca Selengkapnya - China Rebut Tiga Gelar di BWF Superseries Finals 2012

Taufik Hidayat Arena, Untuk Bulutangkis Indonesia

Selasa, 11 Desember 2012

Taufik Hidayat resmi membuka tempat pelatihan bulutangkis bertajuk THA (Taufik Hidayat Arena), yang menjadi salah satu bentuk persembahan Taufik untuk dunia bulutangkis Indonesia, sekaligus perwujudan dari mimpinya.

"Kami persembahkan Taufik Hidayat Arena untuk bangsa Indonesia. Berkat kerja keras dan semangat tinggi seluruh tim kami, tempat ini berhasil berdiri," ujar Taufik di lokasi THA, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (10/12/2012).

"Ini bukan akhir perjuangan kami, tapi awal untuk memberikan kontribusi pada bangsa untuk mewujudkan atlet berkualitas," lanjut peraih medali emas dalam Olimpiade tahun 2004 itu.

Berlokasi di Ciracas Jakarta Timur, THA dibangun sejak 2010, di atas tanah seluas 6.600 meter persegi, arena tersebut didukung penuh oleh Yonex dan dirancang oleh tim arsitektur URBANE Indonesia yang dipimpin oleh Ridwan Kamil, serta coleteral dan environment design oleh Utari Syaukat.

Selain delapan lapangan bulutangkis, THA juga berisikan galeri bulutangkis yang menggambarkan sejarah dan perjalanan Taufik Hidayat di dunia bulutangkis, lapangan futsal, 10 kamar asrama, fitnes center, atlet lounge, cafe, dan ruangan multifungsi.

Di bagian depan arena tersebut, terlihat sebuah bangunan berbentuk shuttlecock untuk memperkuat nuansa. Sementara di bagian depan bangunan utama, terlihat gambar pose-pose Taufik saat bermain bulutangkis dengan bentuk kontruksi.

Taufik mengaku, tempat pelatihan bulutangkis ini merupakan impiannya sejak lama, dalam memberikan sumbangan untuk dunia yang juga telah membesarkan namanya.

"Dua tahun setengah kami berusaha memujudkan impian ini. Mulai dari berwujud lapangan sampai akhirnya menjadi seperti ini. Ini adalah cita-cita dari dulu bahwa saya tidak berhenti untuk berdedikasi di bulutangkis Indonesia dan dunia," jelas Taufik.

Taufik berharap, THA dapat membantu perkembangan atlet-atlet bulutangkis yang berbakat. "Siapapun boleh berlatih di sini. Tentu saya berharap akan ada bermunculan atlet bulutangkis yang berbakat," lugasnya.
Baca Selengkapnya - Taufik Hidayat Arena, Untuk Bulutangkis Indonesia

Taufik Hidayat Gantung Raket di 2013

Jumat, 17 Agustus 2012

Mantan peringkat satu dunia World Badminton Federation (WBF) asal Indonesia, Taufik Hidayat secara resmi mengundurkan diri sebagai atlet profesional bulutangkis.

Namun ucapan pamit dari pria 31 tahun itu bukan berarti dia akan langsung berhenti total. Taufik akan memutuskan akan gantung raket usai melakoni Indonesia Open 2013 nanti.

"Ini wacana yang telah saya pikirkan jauh-jauh hari, dan saya juga telah berkomunikasi dengan semua pihak termasuk keluarga saya untuk memutuskan ini. Faktor saya mengundurkan diri adalah usia saya yang sudah tidak muda lagi serta persaingan yang bertambah berat," ungkapnya kepada wartawan di kawasan Panglima Polim Jakarta, Rabu (15/8/2012).

Walau memutuskan untuk mundur, atlet yang pernah meraih emas di Olimpiade 2004 Sydney, Australia, tersebut mengaku masih akan mengikuti sejumlah pertandingan bulutangkis di berbagai kejuaraan sebagai ungkapan perpisahan dengan semua khalayak, termasuk negara-negara yang memberinya kesan tersendiri.

"Saya tidak berhenti secara total, karena ada beberapa pertandingan yang menyangkut kontrak saya di beberapa negara, seperti Jepang Open, Perancis, China Open pada tahun ini, dan tahun depan di Malaysia ada All England dan terakhir saya akan ada di Indonesia Open 2013. Nantinya Saya ingin memberikan perpisahan yang baik dan menunjukkan sesuatu, tapi pertandingan ini semua masih tentatif," ujarnya.

"Dalam satu tahun akhir masa karir ini, saya akan terus memperjuangkan dan mengharumkan nama Indonesia. Banyak sekali suka dan duka di tiap negara yang akan menjadi pertandingan terakhir saya," katanya menandaskan.

Taufik Hidayat diantaranya juga pernah membantu tim Thomas Indonesia meraih gelar juara sebanyak enam kali serta lima kali di Piala Sudirman. Pria asal Bandung itu juga sudah enam kali menjuarai Indonesa Open.
Baca Selengkapnya - Taufik Hidayat Gantung Raket di 2013

Juara 5 Kali Berturut-turut, China Kini Bertekad Lampaui Indonesia

Senin, 28 Mei 2012

Jadi juara Piala Thomas 2012 membuat China menyamai sebuah rekor yang sebelumnya cuma dimiliki Indonesia. Tak puas dengan itu, mereka bertekad berjalan di depan sendirian.

Sebelumnya, cuma Indonesia yang bisa meraih Piala Thomas lima kali berturut-turut, dari 1994 sampai 2002 untuk turnamen dua tahunan itu.

Namun, menyusul kemenangan atas Korea beberapa jam lalu, China kini punya catatan serupa. Lin Dan dkk menjadi jawara turnamen lambang supremasi beregu putra itu sejak 2004 dan tak terputus hingga 2012.

"Sebelum tahun 1990-an kami pernah jadi juara tiga kali beruntun. Butuh 10 tahun buat kami meraih ini. Kami belajar dari Indonesia," sahut pelatih tim Thomas China, Li Yongbo, dalam konferensi pers usai pertandingan di Wuhan Gymnasium Sport Center, Wuhan, Minggu (27/5/2012).

Tak ingin berhenti di situ, China berambisi menorehkan rekor baru. Li Yongbo menargetkan timnya bisa kembali mempertahankan gelar dua tahun dari sekarang.

"Kami ingin melampaui Indonesia dua tahun lagi. Buat kami menyamai dan melebihi Indonesia adalah dua hal berbeda," tuntas dia.
Baca Selengkapnya - Juara 5 Kali Berturut-turut, China Kini Bertekad Lampaui Indonesia

China Juara Piala Thomas 2012

Minggu, 27 Mei 2012

Setelah tim putrinya menjuarai Piala Uber, tim putra China juga berhasil memenangi Piala Thomas yang dihelat di kandang mereka. Di final Lin Dan dkk. menundukkan Korea Selatan 3-0.

Pada pertandingan terakhir di Wuhan Gymnasium Center, Wuhan, Minggu (27/5/2012), China bahkan tidak kehilangan set dari tiga wakilnya yang turun.

Lin Dan yang menjadi pemain tunggal pertama berhasil mengalahkan Lee Hyun Il dengan 21-14 21-17 dalam waktu 54 menit.

Kemudian, ganda putra nomor satu dunia, Fu Haifeng/Cai Yun, juga menang straight set atas lawannya, Lee Yong Dae/Kim Sa Rang, dengan 21-16 25-23, dalam waktu satu jam kurang tujuh menit.

Tunggal kedua Chen Long memastikan kemenangan China setelah mengalahkan Shon Wan Ho dengan 21-9 21-13, juga dalam waktu 50-an menit, tepatnya 52 menit.

Ini adalah kali kesembilan China menjuarai Piala Thomas, atau yang kelima berturut-turut, menyamai rekor Indonesia sewaktu menguasai turnamen dua tahun ini sebanyak lima kali tanpa jeda, dari edisi 1994 sampai 2002.

Sehari sebelumnya, China juga menjuarai Piala Uber setelah juga menundukkan Korea Selatan dengan skor 3-0. Ketika menjadi tuan rumah pula di Guangzhou pada tahun 2002, China cuma juara di Uber, tapi tim Thomas mereka dikandaskan Malaysia di semifinal.
Baca Selengkapnya - China Juara Piala Thomas 2012

China Juara Piala Uber 2012

China berhasil membalas kekalahan dari Korea pada tahun 2010 silam. Bertanding di Wuhan Sports Gymnasium, Sabtu (26/5/2012), China menang 3-0 atas Korea untuk mengklaim gelar juara.

Pertarungan ketat terjadi di game pertama, di mana tunggal pertama China, Wang Yihan, dibuat kesulitan oleh Sung Ji Hyun. Wang, yang terlihat sedikit gugup, menang melalui pertarungan tiga set; 14-21, 22-20, dan 21-13.

Pada set pertama, Wang sempat unggul 13-8 di pertengahan set. Namun, Sung berhasil menyamai perolehan angka menjadi 14-14 setelahnya. Pada akhirnya, Wang pun harus merelakan set pertama tersebut kepada sang lawan.

Set kedua pun berjalan ketat. Wang sempat tertinggal 16-20 dari Sung, namun berhasil membalikkan kedudukan dan memenanginya. Setelah bertanding selama sekitar satu setengah jam, Wang pun berhasil memberikan poin pertama untuk China.

Poin kedua China disumbang oleh pasangan ganda Yu Yang/Wang Xiaoli. Keduanya menang dua set langsung atas Kim Min Jung/Ha Jung Eun dengan skor 21-15 dan 21-13. Berbeda dengan Wang, Yu/Wang tampil relatif dominan atas Kim/Ha sehingga tak kesulitan memenangi game.

Kemenangan China pun dipastikan oleh Wang Xin, yang menang 21-10 dan 21-16 atas Bae Youn Joo. Wang Xin menang dalam tempo 39 menit dengan dominasi total di set kedua, di mana tak sekalipun Bae berhasil melewati perolehan poinnya.

Sebagai catatan, pada final Piala Uber tahun 2010, China harus mengakui keunggulan Korea dan kalah 1-3.

Catatan lainnya, China menjuarai Piala Uber tahun ini tanpa pernah kehilangan satu poin pun. Di fase grup, mereka menang 5-0 atas Afrika Selatan dan Indonesia. Sementara di perempatfinal dan semifinal, mereka menang 3-0 atas Jerman dan Thailand.

China pun menambah koleksi trofi Piala Uber mereka menjadi 12 dan masih tetap menjadi negara pengoleksi gelar juara terbanyak.
Baca Selengkapnya - China Juara Piala Uber 2012

Tim Piala Uber Indonesia 2012 Tersingkir

Kamis, 24 Mei 2012

Tim Uber Indonesia tersingkir di seperempat final karena kalah dari Jepang 2-3.

Seperti diberitakan situs federasi bulutangkis dunia BWF, Indonesia akhrinya harus mengakui keunggulan Tim Jepang setelah dalam pertandingan menentukan, tunggal putri Lindaweni Fanetri kalah dari Minatsu Mitani.

Lindaweni lebih dulu unggul di set pertama dengan angka 21-19 namun di set kedua Mitani mengejar ketinggalannya dan menang 21-13.

Pada set ketiga Mitani kembali mencatat kemenangan dengan angka 21-17 dan Tim Uber Indonesia pun tersingkir.

Sebelumnya, Maria Febe Kusumastuti harus mengakui keunggulan pemain tunggal Jepang, Sayako Sato, 14-21 dan 10-21.

Pasangan ganda Greysia Polii/Meiliana Jauhari juga kalah atas Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa, 18-21, 21-15, dan 19-21.

Adrianti Firdasari menang atas Eriko Hirose, 21-13 20-22 dan 21-14.

Pasangan ganda putra Anneke Fienya Agustin/Nitya Krishinda Maheswari menundukkan Mami Naito/Shizuka Matsuo, 21-11 dan 21-17.

Di Piala Thomas, Indonesia juga tersingkir setelah secara mengejutkan kalah dari Jepang 2-3.
Baca Selengkapnya - Tim Piala Uber Indonesia 2012 Tersingkir

Tim Piala Thomas Indonesia 2012 Tersingkir

Rabu, 23 Mei 2012

Langkah tim Piala Thomas Indonesia terhenti di babak perempatfinal. Kekalahan dua set langsung yang diderita Hayom Rumbaka atas Takuma Ueda membuat Indonesia takluk atas Jepang dengan skor 2-3.

Diserahi beban sebagai nomor penentu, setelah sebelumnya Indonesia vs Jepang bermain 2-2, Hayom tak mampu menaklukkan Ueda. Di set pertama dia kalah 14-21.

Pada set kedua Hayom mampu memberi perlawanan lebih sengit. Pertandingan berjalan lebih seru dengan kedua pebulutangkis saling susul poin mulai dari 8-8 hingga 18-18.

Kegagalan Hayom mengembalikan pukulan mendatar Ueda akhirnya membuat dia kalah 19-21.

Indonesia pun secara keseluruhan tunduk 2-3 atas Jepang dan gagal masuk semifinal. Ini merupakan hasil terburuk yang didapat Tim Thomas Indonesia sepanjang keikutsertaannya di turnamen ini.

Indonesia sebenarnya mampu unggul lebih dulu setelah Simon Santoso mengalahkan Sho Sasaki dengan 22-20 dan 21-14. Namun Jepang mampu menyamakan kedudukan setelah duo Noriyasu Hirata dan Hirokatsu Hashimoto menang atas Markis Kido/Hendra Setiawan 21-16 dan 21-18.

Jepang malah bisa balik unggul menyusul tersungkurnya Taufik Hidayat atas Kanichi Tago. Taufik kalah dua set langsung 12-21 dan 17-21. Namun ganda Mohammad Ahsan/Alvent Yulianto Chandra bisa membawa Indonesia menyamakan kedudukan setelah menang 21-17 dan 21-13 atas Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa.

Kekalahan Hayom, yangv turun di nomor terakhir, akhirnya memupus langkah Indonesia di Piala Thomas 2012. Indonesia tersingkir di babak perempatfinal atas Jepang dengan skor 2-3. Ini merupakan hasil terburuk yang didapat Tim Thomas Indonesia sepanjang keikutsertaannya di turnamen ini.

Sementara Tim Piala Uber Indonesia baru akan bertanding pada pukul 18.00 WIB ini juga dengan menghadapi Jepang.
Baca Selengkapnya - Tim Piala Thomas Indonesia 2012 Tersingkir

China 4 Gelar, Indonesia Tanpa Gelar di Djarum Indonesia Open 2011

Selasa, 28 Juni 2011

Akhirnya Djarum Indonesia Open 2011 selesai. Partai final yang digelar dengan menempatkan 2 Wakil Indonesia di Ganda Putri dan Ganda Campuran. Di Ganda Putri Indonesia diwakili oleh Vita Marissa/Nadya Melati, sedangkan Ganda Campuran diwakili oleh Tantowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Negara lain yang berhasil menempatkan wakilnya di final adalah Cina 5 wakil (1Tunggal dan Ganda putri, 2 Ganda Putra, dan 1 di Ganda Campuran), Malaysia 1 wakil (Tunggal Putra), Denmark 1 wakil (Tunggal Putra), dan India 1 wakil (Tunggal Putri).

Hasil pertandingan final menempatkan Cina sebagai peraih gelar terbanyak. Cina meraih 4 Gelar juara di Tunggal dan Ganda Putri, serta Ganda Putra dan Ganda Campuran. Cina hanya gagal meraih gelar Tunggal Putra yang diraih oleh Lee Chong Wei. Itu pun karena Lin Dan sedang sakit perut. Jika Lin Dan fit maka Cina hampir dipastikan menguasai gelar.

Hasil pertandingan final ini merupakan hasil yang mengecewakan. Apalagi kali ini Indonesia nihil gelar. Bahkan penurunan prestasi menurun sangat tajam. Andalan utama Indonesia di sektor Putra tidak meloloskan wakil ke Final. Sektor yang sering menjadi unggulan di kejuaran dunia dan olimpiade. Penurunan prestasi ini merupakan “warning” bagi PBSI untuk segera berbenah jika tidak mau gagal total di Kejuaran Dunia yang sebentar lagi digelar dan Olimpiade yang diadakan tahun depan.

Mari kita berharap para pengurus PBSI bisa lebih meningkatkan kualitas para pemain pelatnas supaya makin berkembang dan meningkatkan kualitas permainannya. Bahkan pemain nonpelatnas juga harus terus memperbaiki diri supaya kegagalan di Djarum Indonesia Open tidak terulang lagi.

Saya tidak bisa membayangkan apabila di olimpiade tahun depan lagu “Indonesia Raya” tidak berkumandang. Momen dimana Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan di negara lain adalah sebuah momen bersejarah dan berharga. Semoga masih ada harapan. Bagaimana menurut anda? Masihkah di olimpiade tahun depan ada “Indonesia Raya”?
Baca Selengkapnya - China 4 Gelar, Indonesia Tanpa Gelar di Djarum Indonesia Open 2011