Nathan Ake Resmi ke Chelsea

Rabu, 22 Desember 2010

‘Hiu putih raksasa dalam sepakbola’. Begitu istilah yang dipakai Direktur Olahraga Feyenoord Leo Beenhakker untuk menggambarkan betapa agresifnya klub di Inggris memangsa talenta muda yang dimiliki klub di luar negeri.

Beenhakker geram dengan langkah Chelsea memboyong pemain berusia 15 tahun Nathan Ake. Pasalnya Ake dinilai memiliki prospek yang bagus di masa depan. Sebuah laporan melansir Feyenoord hanya menerima 228 ribu euro sebagai kompensasi untuk melepas pemain itu. Nilai itu diprediksi tidak ada artinya jika dibandingkan harga pemain itu beberapa tahun ke depan.

Feyenoord tentu merasa rugi besar. Mereka mendidik Ake sejak usia 12 tahun tetapi faktanya harapan untuk mendapatkan jasanya saat menginjak karier profesional hancur berantakan karena ulah Chelsea.

“Ini membuat saya gila, pemain yang penuh prospek itu meninggalkan kami dengan cara seperti ini. Apa yang bisa dilakukan? Klub di Inggris adalah hiu putih raksasa di sepakbola. Arsenal, Man United, Chelsea, mereka yang menjadi penguasa,” geram Beenhakker seperti dikutip Sky Sport, Rabu (22/12/2010).

Beenhakker sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena Ake ingin pindah ke Stamford Bridge. Tetapi yang membuatnya kecewa adalah cara klub Premier League yang main serobot talenta yang beredar di luar negeri dengan memberikan janji-janji indah.

“Kami memiliki kesepakatan yang bagus dengan Nathan, tapi dia hanya menginginkan satu hal: Chelsea. Selesailah kami,” lanjutnya.

“Klub Premier League melakukan cara-cara ini. Klub lain di Eropa tidak, tapi mereka seperti tidak peduli,” jelas Beenhakker. Nathan menurutnya pemain yang memiliki determinasi tinggi dibanding pemain seusianya.

Chelsea merespons tudingan itu dengan mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan Feyenoord untuk negosiasi dan semua proses tidak ada yang terjadi secara sembunyi-sembunyi.

"Kami telah menyampaikan minat kami kepada Feyenoord dan dengan demikian kami telah mencapai kesepakatan dengan mereka," kata seorang juru bicara Chelsea.

Bukan kali ini saja Chelsea dituding main belakang menggaet talenta muda. Chelsea pernah menimbulkan kontroversi dengan kebijakan transfer mereka, khususnya penandatanganan Gael Kakuta dari Lens pada tahun 2007.

FIFA awalnya memberlakukan larangan transfer terhadap Blues karena dianggap bersalah telah merangsang Kakuta memutuskan kontrak dengan Lens. Larangan ini diangkat setelah Lens menang di Pengadilan Arbitrasi Olahraga yang menyatakan kontrak Kakuta itu tidak sah.

Feyenoord kini telah meminta FIFA untuk bertindak agar mengamankan klub kecil dari praktik klub besar yang dengan mudah mengambil pemain binaan mereka.

Berita Terkait: