Chamakh : Keras dan Kejamnya Permainan Liga Inggris

Selasa, 30 November 2010

Mana yang lebih keras: Ligue 1 Prancis atau Premier League? Tanyakan pada Marouane Chamakh, maka jawaban yang keluar adalah pilihan yang kedua.

Chamakh merasakan tujuh tahun bermain di Ligue 1 bersama Bordeaux sebelum pada musim panas tahun ini pindah dengan gratis ke Arsenal. Dilihat dari penampilannya, Chamakh tak punya kesulitan berbaur dengan permainan di Inggris.

Penyerang asal Maroko ini kerap dipercaya Arsene Wenger bermain sebagai penyerang tunggal di depan. Hasilnya? Tidak jelek. Sampai akhir pekan lalu, dalam laga melawan Aston Villa, Chamakh sudah membukukan 10 gol di semua kompetisi.

Satu hal yang membuatnya kaget adalah permainan keras yang kerap diperagakan di Premier League. Melihat kakinya kerap memar, Chamakh pun merasa Ligue 1 tak ada apa-apanya.

"Saya tak pernah mengalami hal seperti ini di Bordeaux. Semuanya berada di dimensi yang baru di sini," ujar Chamakh di Daily Mail.

Chamakh mengungkapkan bahwa ada momen di mana dirinya kesakitan sampai tak bisa menggerakkan lehernya. "Ketika melawan West Ham saya mendapatkan rasa sakit di leher. Mustahil untuk menggerakkannya."

"Di Prancis, ketika pemain lain mendorong saya, saya jatuh dan mendapatkan tendangan bebas. Ketika saya ditekel keras di sini, saya harus bangun lagi dan kembali bermain."

Berita Terkait: