Moon Jae-In Jadi Presiden Korea Selatan 2017

Rabu, 10 Mei 2017


Moon Jae-In dipastikan menjadi Presiden Korea Selatan (Korsel) yang baru. Moon akan dilantik pada Rabu (10/5) ini juga, untuk menggantikan Park Geun-Hye yang dimakzulkan akhir tahun lalu.

Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (10/5/2017), Komisi Pemilu Nasional Korsel (NEC) mengkonfirmasi kemenangan Moon (64) dalam pengumumannya pada pukul 08.00 waktu setempat, pada Rabu (10/5) ini. Moon meraup 41,1 persen suara jauh mengungguli rival-rivalnya.

Dua capres lainnya, kandidat konservatif Hong Joon-Pyo hanya meraup 24,3 persen suara dan kandidat centrist Ahn Cheol-Soo meraup 21,4 persen suara. Pengumuman resmi NEC ini berarti secara resmi memulai masa jabatan Moon.

Dia akan langsung dilantik secara resmi di Gedung Parlemen Korsel pada Rabu (10/5) siang. Dijadwalkan Moon akan memberikan pernyataan pers pertama sebagai Presiden Korsel pada pukul 14.30 waktu setempat, setelah pelantikan digelar.

Dalam waktu dekat, Moon akan mengumumkan posisi-posisi penting, seperti Perdana Menteri Korsel, Kepala Dinas Intelijen Nasional (NIS), kepala staf gabungan dan kepala dinas pengawal kepresidenan. Tidak hanya itu, Moon juga akan menunjuk menter-menteri yang akan mengisi kabinetnya.

Secara terpisah, kantor berita resmi Korsel, Yonhap News Agency, melaporkan Moon telah memutuskan menunjuk gubernur salah satu provinsi setempat, Lee Nak-Yon, sebagai PM Korsel. Namun juru bicara Moon mengaku tidak mengetahui hal itu dan enggan berkomentar banyak.

Dalam aksi pertamanya sebagai Presiden Korsel, Moon berbicara via telepon dengan Kepala Staf Gabungan Lee Sun-Jin. Dalam percakapan telepon itu, Moon mendapat penjelasan soal status militer Korea Utara (Korut) dan kesiapan militer Korsel.

Sebagai Presiden yang baru, Moon harus mencari cara untuk membujuk Korsel mengurangi, bahkan menghentikan, program rudal dan nuklir yang mengancam stabilitas kawasan. Amerika Serikat (AS), sekutu Korsel, ingin menekan Korut dengan memperdalam isolasi dan meningkatkan sanksi. Namun Moon memiliki pendekatan lebih condong pada dialog langsung dengan Korut.

Berita Terkait: