Wacana ini konon sudah direncanakan sejak tahun lalu. Dengan mengganti brand menjadi Ooredoo ini, perusahaan diharapkan menyediakan layanan pelanggan lebih baik dan manfaat efisiensi yang diperoleh oleh perusahaan.
Ooredoo sebagai induk perusahaan telekomunikasi memegang kendali dan kebijakan perusahaan dengan kepemilikan saham Indosat sebesar 65 persen. Seperti diketahui, pemerintah Indonesia hanya memegang saham 14,29 persen dan sisanya 20,71 persen berada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sejak menguasai mayoritas saham Indosat, Ooredoo berkeinginan untuk mengganti nama seluruh perusahaan yang berada di bawah kendalinya di sejumlah wilayah Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara menjadi ‘Ooredoo’ pada 2013 atau 2014.
Belum diketahui secara mendetail terkait layanan baru atau kebijakan selanjutnya yang akan diambil oleh Indosat apabila penggantian nama Ooredoo itu telah diberlakukan. Kabarnya, penggantian nama brand ini dilakukan karena Ooredoo lebih mudah dalam mengatur kebijakan dan promosi layanan anak perusahaan.
Adrian Prasanto, Division Head Public Relations Indosat mengatakan bahwa perubahan nama Indosat itu dimaksudkan agar lebih mengefektifkan komunikasi di antaranya anak-anak perusahaan.
“Semisal ada kebijakan yang dibuat, mudah untuk dibagikan (share) kepada anak perusahaan lain,” kata Andrian kepada Okezone saat dihubungi melalui telefon, Senin (8/9/2014).
Akan tetapi, lanjut Andrian, hal ini masih dalam wacana dan sedang didiskusikan oleh pihak internal perusahaan. Andrian juga belum bersedia untuk menginformasikan kapan secara pasti nama itu akan berubah dan seperti apa brand baru dari Indosat ini.
“Yang jelas kami masih mempertimbangkan berbagai macam aspek termasuk bagaimana dampaknya terhadap pelanggan dan layanan,” tambahnya.
Dia juga menyatakan, seandainya perubahan nama jadi dilaksanakan, tentu akan ada strategi yang dilakukan oleh perusahaan seperti promosi dan lain-lain.
Ooredoo merupakan merek dagang yang diperkenalkan oleh Qatar Telecom (Q.S.C) untuk mengantikan nama operasional sebelumnya yaitu Qtel pada Febuari 2013 lalu.