Terpilihnya Xi Jinping menjadi pemimpin China yang baru, diharapkan akan memberi langkah lebih spetakuler lagi bagi kemajuan perkonomian dan teknologi China. Ketujuh orang dari Komite Sementara yang akhirnya terpilih untuk memimpin China ini sebenarnya bukan wajah-wajah baru lagi, karena kebanyakan dari mereka berasal dari Partai Komunis China.
Kita ucapkan selamat untuk Xi Jinping. Sekitar 1,3 milijar nasib masa depan rakyat China terletak di tangan Xi Jinping. Apakah Xi Jinping akan memberi warna baru pada polesan wajah China waktu selanjutnya?
Dunia baru saja menarik nafas lega dengan terpilihnya kembali Barack Obama sebagai Presiden negara adi kuasa Amerika Serikat. Spekulasi opini umum para kritisi dan pengamat perpolitikan mengatakan terpilihnya Barack Obama Jilid II sedikitnya memberi sinyal nafas perdamaian, ketimbang produksi senjata dan amunisi serta pengiriman peleton pasukan militer dalam kaitan interfensi, agresi dalam kekuasaan. Minimal Barack Obama berusaha menciptakan klimat dalam atmosphere di permukaan kulit bumi ini berkurang dari polusi amunisi dan jerit pilu korban peperangan.
Bagaimana dengan Xi Jinping? Yang jelas, China tetap akan melebarkan sayap perekonomiannya. Sampai saat ini kita harus mengakui bahwa perekonomian dan teknologi China telah merasuk dan mencekeram sendi-sendi perekonomian wilayah Asia Tenggara, Eropa dan Amerika Serikat. Inilah kekuatan China, mereka bergerak bukan dengan senjata kekuasaan, tetapi dengan teknik murah meriah Yuan Renminbi melawan Euro, Poundsterling dan USDollars.
Teknik China mengolah perekonomiannya yaitu dengan upah buruh China yang relatif sangat murah, biaya export yang murah, pemakaian bahan bakar minyak China, menarik simpati para investor untuk menanamkan modalnya di China. Eropa kini sibuk dengan go international dengan China sebagai sasaran utama ekspansi modal dan penyelamatan ekonomi makro. Tak heran imbas dari ekspansi ini, banyak perusahaan yang menutup perusahaan di negeri sendiri dan membuka ladang di China. Tindakan ini akhirnya menciptakan krisis dalam negeri, seperti pengangguran dan akhirnya kemiskinan. Akibatnya Eropa mengalami krisis karena terbelit hutang dalam negeri sendiri. Eropa masih berjuang demi Euro Uni/EU dengan kebijaksanaan Brussel yang sangat berat.
Kalau kita perhatikan, maka dunia kini terpana dengan dua kharisma kepemimpinan. Barack Obama dengan sinyal nafas perdamaian dan Xi Jinping dengan ekspansi perekonomian dan teknologi China. Adakah kedua kombinasi ini dapat kita katakan awal dari era manusia bumi di abad milenium? Yaitu perkembangan ekonomi dan teknologi untuk mencapai perdamaian. Apakah demikian?
Lepas dari langkah baru China di bawah kepemimpinan Xi Jinping dan Amerika Serikat oleh Barack Obama. Menarik untuk melirik sosok atau tokoh pedamping hidup mereka, yaitu istri para pemimpin ini. Dalam pemberitaan disebutkan bahwa The first Lady Michelle Obama dan Peng Liyuan, keduanya ternyata lebih populer daripada suami mereka sendiri. Populeritas mereka hampir mengalahkan karier suaminya.
Peng Liyuan, The First Lady China yang baru ternyata seorang artis/penyanyi yang sangat terkenal di China. Berita juga menulis, bahwa populeritas Peng Liyuan sebenarnya membantu karier Xi Jinping.
Foto: Peng Liyuan (Artis Dan Penyanyi Terkenal China)
Dan yang paling menarik untuk kita simak lagi adalah baik Barack Obama dan Xi Jinping, keduanya paling menyukai olah raga basketbal. Ketika Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat permulaan tahun ini, dalam perjalanan menuju Gedung Putih beliau berhenti sejenak di Los Angeles untuk melihat pertandingan basketbal NBA. Setelah lulus dari Universitas Tsinghua Peking, Xi Jinping meleburkan diri dalam pelbagai aktifitas perpolitikan. Karier politiknya semangkin baik dan menanjak sejak ia menjadi Gubernur Fujian.
Hal yang menarik mendengar ucapan Xi Jinping pada tahun 2009 pada kunjungan kenegaraan ke Mexico ;
“First, China does not export revolution. Secondly, China does not export famine and poverty. Thirdly, we fall not bother you!”
So, mengapa ekspansi perekonomian dan teknologi China selalu dianggap agresi dan intervensi oleh negara-negara lain!
Bagaimana dengan Indonesia, apakah kita merasa terusik dengan ulah KEN (Komite Ekonomi Nasional) yang lebih banyak memberi peluang kepada investor China? Anda bisa menjawabnya sendiri dengan melihat praktek yang ada.