Cruyff memang sama sekali tidak suka dengan kepemimpinan Rosell. Mereka sudah bertikai sejak Rosell berhasil mendepak Joan Laporta pada musim 2010. Menurutnya, perubahan kepemilikan menjadi salah satu penyebab kepergian Guardiola.
“Guardiola nyaris membuat sebuah keputusan yang sempurna dan dia memiliki dukungan penuh dari klub yang melindunginya. Setelah pemilihan, semunya menghilang,” ungkap Cryuff kepada El Periodico, Jumat (25/5/2012).
Sejak kedatangan Guardiola, Barca memang menjadi salah satu klub yang diperhitungkan di Eropa. Terbukti, entrenador 41 tahun itu berhasil mempersembahkan 13 gelar juara buat Azulgranas.
Pertandingan final Copa del Rey melawan Athletic Bilbao, menjadi laga perpisahan Guardiola bersama Barca. Menurut Cruyff, kepergian Guardiola secara otomatis menjadi akhir dari keperkasaan Barca
“Dengan keluarnya Guardiola, keperkasaan Barca telah berakhir karena dia merupakan salah satu yang mengontrol klub. Akan menjadi menyenangkan, jika Guardiola mampu mempersembahkan gelar juara terakhir Copa del Rey,” tandasnya.