Satu minggu setelah gempa yang memakan 160 korban tewas di Selandia Baru, negara tersebut mengalami lonjakan jumlah kelahiran. Di Canterbury, kawasan yang terimbas gempa, rumah sakit bersalin kebanjiran pasien. Sebagian pasien yang baru melahirkan bahkan sampai terpaksa dipindah ke rumah sakit lain.
Naiknya tingkat kelahiran juga terjadi setelah kawasan itu dilanda gempa berskala 7,0 SR pada September tahun lalu.
“Gempa bumi cenderung menyegerakan kelahiran,” kata David Meates, District Health Director Canterbury, seperti dikutip dari LifeScience, 3 Maret 2011. “Dari penelitian, terbukti bahwa stres saat kehamilan bisa memicu hormon yang mampu mempercepat kelahiran,” ucapnya.
Lonjakan tingkat kelahiran tidak hanya berlangsung segera setelah bencana alam menerjang, akan tetapi juga sekitar sembilan bulan setelahnya.
Sebagai bukti, gempa dengan skala 8,8 SR yang menghantam Chile pada 27 Februari 2010 diikuti dengan baby boom (lonjakan kelahiran) pada sembilan bulan setelahnya. “Kami mendapati kenaikan pasien kehamilan di kawasan yang paling parah terkena gempa,” kata Jaime Manalich, menteri kesehatan Chile.
Hal serupa terjadi sembilan bulan setelah gempa yang memporakporandakan Haiti, 12 Januari 2010. Menurut survei kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh United Nations Population Fund (UNPF), tingkat kelahiran di kawasan pelosok negeri itu naik tiga kali lipat setelah bencana.
“Hancurnya infrastruktur salah satu penyebabnya. Sebagian besar rumah sakit tidak mampu melayani warga,” kata Igor Bosc, juru bicara UNPF. “Akibatnya, banyak yang tidak bisa menemukan berbagai alat kontrasepsi,” ucapnya.
Meski sulit mencari alat kontrasepsi, korban selamat justru lebih aktif berhubungan seks. Menurut Fredrick Jean Pierre, pengamat kesehatan asal Haiti, seks merupakan salah satu cara meredakan stres. Dalam situasi kacau, orang-orang berusaha menata kembali hidup mereka.
“Banyak wanita yang menyerahkan diri mereka pada pria untuk mendapatkan perlindungan di camp pengungsian atau terpaksa ‘menjual diri’ demi mendapatkan makanan atau air,” kata Pierre. “Kadang ini satu-satunya cara dan kejadian ini cukup sering terjadi,” ucapnya.
Tak hanya di negara berkembang, di negara maju fenomena ini juga terjadi. Pada November 1965, saat terjadi mati lampu total di kawasan timur laut AS selama 12 jam yang, sembilan bulan kemudian terjadi lonjakan tingkat kelahiran.
“Saat mati lampu, tidak ada yang bisa dilakukan oleh 30 juta orang di kawasan yang terkena gangguan listrik tersebut selain berinteraksi dengan orang lain yang ada di dekatnya,” kata Paul Siegel, sosiolog dari American Sociological Association.
Home >
Berita Internasional
> Gempa Bumi Meningkatkan Pertambahan Jumlah Penduduk
Gempa Bumi Meningkatkan Pertambahan Jumlah Penduduk
Kamis, 03 Maret 2011
Berita Terkait:
Berita Internasional
- Bill Gates dan Melinda Gates Cerai
- Pangeran Philip Meninggal Dunia
- Bandara Terbesar Di Dunia Di China 2019
- Moon Jae-In Jadi Presiden Korea Selatan 2017
- Emanuel Macron Jadi Presiden Perancis 2017
- Fidel Castro Meninggal Dunia Pada Usia 90 Tahun
- Donald Trump Jadi Presiden ke 45 Amerika Serikat
- Monyet Geda di China Prediksi Trump Jadi Presiden AS
- Bom Meledak Dekat Masjid Nabawi, Madinah
- Bom Meledak di Bandara Turki, 28 Orang Tewas
- Korban Bom di Karada Baghdad, Lebih dari 200 Orang Tewas
- Apakah Itu Brexit? Apa Dampaknya ke Indonesia?
- Brexit Menang, Inggris Keluar dari Uni Eropa
- Korban Penembakan Orlando 50 Orang Tewas
- Ledakan Bom di Bandara Brussel, Belgia
- Gempa 6,4 SR Guncang Taiwan Runtuhkan Gedung 17 Lantai
- Apa Itu Virus Zika dan Pencegahannya
- Arti MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) 2016
- 2017 Data Perbankan Bisa Diakses Otoritas Negara Seluruh Dunia
- Look Thep, Boneka Berisi Arwah Ngetren di Bangkok Thailand
- Hotel Address Downtown Dubai Terbakar di Malam Tahun Baru 2016
- Penembakan dan Ledakan di Paris, Korban 153 Orang Tewas
- Korban Tewas Musibah di Mina Mencapai 717 Orang
- Penampakan Bola Api Besar di Langit Thailand
- Anak 12 Tahun Tak Sengaja Rusak Lukisan Rp21M di Taiwan
Kategori:
Berita Internasional