Joan Laporta memastikan tak akan maju kembali di pemilihan presiden Barcelona di penghujung tahun ini. Sukses Barca meraih 12 gelar dalam kurun tujuh tahun terakhir jadi warisan yang luar biasa darinya.
Laporta mulai menduduki kursi presiden Barcelona pada tahun 2003 lalu. Meski kini dia telah meraih banyak kesuksesan, tahun awal kepemimpinannya Barca masih jauh dari memuaskan, terutama karena ketidakmampuan bersaing dengan Real Madrid.
Kondisi tersebut baru bisa dia ubah setelah mendatangkan Frank Rijkaard. Mengandalkan Ronaldinho dan beberapa pemain lain seperti Deco, Samuel Eto'o dan Edmílson serta pemain binaan klub semisal Carles Puyol, Xavi, Víctor Valdes serta Oleguer Presas, Barca akhirnya bisa menjuarai musim 2004/2005.
Sukses klub tersebut terus berlanjut bahkan setelah Rijkaard, Eto'o dan Ronaldinho pergi. Bersama Josep Guardiola, Barcelona muncul sebagai kekuatan baru yang semakin mengerikan kali ini dengan mengandalkan Lionel Messi, Xavi, Iniesta serta Pedro Rodriguez.
Selama tujuh tahun memimpin Barcelona, total sudah 12 gelar berhasil dikumpulkan Laporta. Karena memutuskan tak akan maju dalam pemilihan presiden berikutnya di penghung tahun ini, maka gelar La Liga musim 2009/2010 menjadi trofi terakhir yang bisa dipersembahkan pengacara berusia 47 tahun itu buat fans Barca.
"Barca kini tengah berada dalam periode terbaiknya. Klub ini menjadi model yang dijadikan acuan atas upaya yang dilakukan, kerja keras, para pemain, pelatih dan yang lain telah melakukan pekerjaan yang luar biasa," ucap Laporta di sela-sela perayaan juara sepertid dikutip dari Soccernet.
Laporta benar. Di bawah kepemimpinannya Barcelona menjalani salah satu periode terbaik yang pernah ada dalam sejarah panjang klub tersebut. Dua gelar Liga Champion, empat trofi La Liga, sampu bersih gelar di musim lalu serta skuad hebat yang masih bisa mengumpulkan lebih banyak kemenangan menjadi warisan luar biasa saat dia nanti angkat kaki.
"Tentu saja itu semua masih bisa diulangi, ini adalah Barcelona terhebat sepanjang sejarah," ujar dia.
