6 Pemerkosa Gadis di Bus India Dijerat Pasal Pembunuhan

Minggu, 30 Desember 2012

Ribuan orang tumpah ke jalanan, lilin-lilin dinyalakan, doa dilantunkan dari seluruh India. Untuk seorang gadis 23 tahun yang tewas akibat pemerkosaan sadis di bus kota di New Delhi. Korban meninggal dunia Sabtu pagi di Singapura.

Ini bukan perkara satu nyawa manusia yang melayang akibat kebiadaban para pelaku yang jumlahnya 6 orang. Tapi sebuah klimaks dari kemarahan rakyat India -- pria atau wanita, dari semua kalangan -- atas perbuatan yang melecehkan kaum hawa: pemerkosaan.

Seperti dilaporkan BBC, Minggu (30/12/2012), jasad korban telah kembali ke tanah airnya, dari Singapura ke New Delhi. Peti matinya ditutupi kain putih, didampingi kedua orang tuanya yang ada di sisinya saat nafas terakhirnya dihela.

Perdana Menteri India, Manmohan Singh bahkan ada di kerumunan penjemput yang menanti kedatangan pesawat carteran yang membawa jasad korban pulang.

Sementara, sebagian besar area di ibukota Delhi ditutup, ratusan polisi bersenjata dan pasukan anti huru hara dikerahkan, untuk mengantisipasi potensi rusuh pasca kabar kematian korban menyebar.

"Kami sadar, ini bukan kasus perkosaan beramai-ramai yang pertama, bukan pula yang terakhir di India. Tapi, kami sedang menegaskan sikap, tak akan menolerir kejahatan seksual seperti ini," tegas Rana, seorang pengacara.

Selama dua minggu terakhir, korban yang namanya tidak diketahui, menjadi simbol dari isu yang lebih luas: bagaiman perempuan diperlakukan di India.

Menteri Dalam Negeri India, Ratanjit Pratap Narain Singh mengaku hatinya hancur mendengar kematian korban. "Saya hanya bisa meyakinkan keluarga bahwa pemerintah akan menempuh langkah apapun, untuk memastikan para pembunuhnya mendapatkan hukuman paling berat, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya," kata dia.

Perdana Menteri India juga mengaku berdua. Ia mengatakan reaksi publik yang marah atas kematian korban, bisa dimengerti.

Enam orang telah ditahan dalam perkara ini. Mereka dijerat dengan pasal pembunuhan, atas perilaku biadab mereka memperkosa korban, memukulinya dengan kejam dengan tongkat besi, dan melemparnya dari bus kota yang melaju. Juga atas penganiayaan yang dialami teman pria korban.

Namun, ancaman hukuman seumur hidup yang membayangi para pelaku dirasa tak cukup. Masyarakat menuntut mereka dihukum mati. Digantung.

Pemerintah berjanji akan menyebarkan nama, foto, dan alamat para pemerkosa di situs resmi kepolisian. Agar mereka malu.

Polisi juga makin giat melakukan patroli malam, memeriksa para sopir bus, melarang tirai atau kaca gelap pada transportasi umum.

Aparat juga membentuk dua komite -- satu untuk mempercepat penyelesaian kasus kejahatan seksual pada perempuan. Lainnya, untuk mempercepat penyelidikan apakah ada indikasi pelanggaran yang mungkin memicu insiden di Delhi.

Berita Terkait: