Di Surabaya Maradona Turun ke Lapangan dan Pimpin Coaching Clinic

Rabu, 03 Juli 2013

Mengecewakan peserta coaching clinic di Jakarta, Diego Maradona kali ini turun ke lapangan dan memberi bimbingan bersepakbola kepada ratusan anak di kota Surabaya.

Bertempat di halaman kompleks Tugu Pahlawan Surabaya, Selasa (2/7/2013), acara tersebut sebenarnya sempat molor dua jam, dari semestinya pukul 10.00 WIB.

Sang maestro yang sudah berada di Kota Pahlawan itu sejak kemarin, baru datang sekitar jam 12.05, dengan mengenakan kaus biru dan celana biru tua, serta bertopi hitam.

Seperti ketika di Jakarta, kehadiran Maradona tetap bak "pejabat negara". Saat berjalan menuju panggung dan lapangan, ia dijagai sejumlah pengawal supaya tidak didekati atau disentuh massa yang ada di lokasi.

Ia juga dielu-elukan peserta coaching clinic, sekitar seratusan anak-anak dari berbagai SSB maupun perorangan. Saat berada di atas panggung, Maaradona meminta anak-anak itu tetap berlatih dan bermain bola.

"Semuanya , jangan melihat ke sini. Semuanya bermain pakai bola. Jangan bermain tanpa melihat bola," seru dia dari atas panggung.

Setelah itu Maradona yang didampingi penerjeman turun dan mendatangi setiap peserta coaching clinic. Ia kali itu benar-benar beraksi, menunjukkan bagaimana cara enggiring bola dengan cepat tapi dengan tetap memperhatikan bola.

Pria 52 tahun itu juga memberikan metode menendang bola ke arah gawang, menguatkan "kuda-kuda" supaya tendangan lebih kencang dan terarah.

Pesepakbola Terbaik Abda 20 itu juga memberikan contoh bagaimana memperdayai lawan sebelum menendang ke arah bola. Dalam sebuah game, Maradona bahkan menjadi wasit.

"Dua sentuhan. Kalau lebih, bola menjadi milik lawan," pesan dia.

Sekitar satu jam Maradona memberikan coaching clinic. Ia terlihat senang memberikan ilmunya di peserta. Di sela-sela acara ia terlihat sempat gemas dan menggendong seorang peserta yang usianya sekitar 6 tahun.

"Saya senang dengan coaching clinic ini. Saya berpesan, agar menjadi pemain bola profesional, jangan hanya berlari saja dan mengandalkan fisik. Bermain bola harus melihat bola," pesannya.

Setelah sesi selesai Maradona langsung menuju ke mobilnya di halaman parkir Tugu Pahlawan. Ia pun dikerumuni peserta dan orang tua. Namun, pengawalnya tetap menghalaunya agar tidak mendekat ke Maradona.

Di Jakarta pada Sabtu lalu, Maradona hanya berbicara sekitar 10 menit di atas panggung dan setelah itu meninggalkan tempat acara. Ratusan anak-anak batal dilatih oleh sang megabintang. Ia juga sempat ngambek dan batal menggelar jumpa pers gara-gara banyak yang berusaha menyentuhnya setelah mendarat di bandara Soekarno-Hatta.

Kedatangan si "Tangan Tuhan" membuat peserta coaching clinic senang. Seperti yang disampaikan Wahyu Alamsyah (15) pemain SSB Mitra Surabaya.

"Senang menambah pengalaman, seperti tentang cara bagaimana passing, dribbling," ujar Wahyu Alamsyah (15), seorang peserta dari SSB Mitra Surabaya.

Agung Aditya yang juga pemain SSB Mitra Surabaya sempat kaget dengan cara Maradona yang memberikan arahan dengan suara tinggi.

"Saya melihatnya seperti marah-marah. Tapi saya tidak jengkel, karena itu memang membuat motivasi saya. Saya mendapatkan ilmu bagaimana berkomunikasi dengan kawan, bagaimana passing, dribbling dan mengoper bola," cetusnya.

Kehadiran Maradona juga membuat senang orangtua peserta. "Saya sangat senang. Mudah-mudahan anak saya tertular dan bisa menjadi pemain seperti Mardona," kata Bambang Hariyono, orangtua dari Rio.

Berita Terkait: