Meski Juara Musim Lalu, City Tetap Merugi Rp 1,53 Triliun

Minggu, 16 Desember 2012

Meski jadi juara Liga Inggris musim lalu, Manchester City tetap merugi hingga 97,9 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,53 triliun. Tapi kerugian itu lebih kecil dari yang mereka catatkan musim sebelumnya.

Musim 2010/2011, City mencatatkan rekor kerugian terbesar dalam sejarah Liga Inggris yakni 194,9 juta pound atau sekitar Rp 2,7 triliun yang sekaligus memecahkan rekor 141 juta pound milik Chelsea di musim 2004/2005.

Namun, keberhasilan mereka menjadi juara liga pertama kali setelah tahun 1968 mengurangi kerugian itu hingga hampir setengah lebih yakni hanya Rp 1,53 triliun di akhir musim lalu.

Hal tersebut dibantu oleh pemasukan klub sebesar 231 juta pound dan naik 50 persen dari musim sebelumnya. Revenue itu didapat dari kerjasama 10 tahun dengan Etihad Airways sebagai sponsor utama The Citizens yang mampu memberikan pemasukan senilai 97 juta pound.

Meski begitu keuangan City masih tergolong dalam status "gawat" karena pengeluaran mereka lebih besar dari pemasukan. Hal ini pula yang membuat UEFA mewanti-wanti klub milik Sheikh Mansour Bin Zayed Al Nahyan itu agar mengerem aktivitas di bursa transfer.

Apalagi City tak lagi bermain di kompetisi Eropa musim ini setelah tersingkir dari Liga Champion sebagai juru kunci grup plus harus menggaji para pemain bintangnya di mana Yaya Toure dan Carlos Tevez mendapatkan 200 ribu pound per pekannya.

"Siklus ini akan jadi kunci untuk mencapai ambisi jangka panjang untuk kestabilan Manchester City," ujar CEO City, Ferran Soriano, seperti dilansir Reuters.

"Keyakinan saya pada proyek ini dan juga rencana jangka panjang dari pemilik klub akan membedakan klub ini dari pesaingnya di masa mendatang," sambung Soriano soal rencana pembangunan akademi sepakbola super mewah untuk para pemain muda.

Berita Terkait: