5 kebijakan Terbaik Fergie Untuk Manchester United

Selasa, 04 Desember 2012

Nama Sir Alex Ferguson tidak boleh terlewatkan bila kita membicarakan klub raksasa, Manchester United. Selama 26 tahun kepemimpinannya di Old Trafford, sudah tak terhitung berapa gelar yang diraih.

Mulai menjabat sebagai pelatih sejak tahun 1968, tentu Fergie sudah merasakan berbagai kejadian dan peristiwa di United. Sebagai pelatih, tentu Fergie berkuasa penuh dalam menentukan kebijakan klub.

Berikut adalah 5 keputusan terbaik Ferguson selama menangani Manchester United versi bleacherreport.com

1. Merekrut Eric Cantona dari Leeds United
Eric dibeli United dari Leeds dengan harga yang relatif murah, yakni hanya 1,2 juta pound. Tetapi jumlah uang yang dikeluarkan tidak seberapa dengan apa yang diraih Setan Merah selama diperkuat Eric Cantona. Bersama United, pemain yang terkenal dengan ciri khas selalu menaikkan kerah bajunya saat bertanding itu telah meraih juara Premier League sebanyak 4 kali (1992/1993, 1993/1994, 1995/1996, 1996/1997), FA Cup 2 kali (1993/1994, 1995/1996), dan Charity Shield (saat ini bernama Community Shield) sebanyak 3 kali (1993, 1994, 1996).

2. Menunda Pensiun di Tahun 2002
Musim 2001-2002 lalu, seharusnya rezim Sir Alex di Old Trafford sudah berakhir, tetapi keinginannya untuk pensiun ditunda atas keinginannya sendiri. Ini termasuk salah satu keputusan terbaik karena dalam sepuluh musim terakhir, Setan Merah berhasil meraih lima gelar Premier League meraih gelar juara Eropa di tahun 2008.

Hingga saat ini belum ada yang bisa memastikan kapan Fergie akan pensiun. Keputusan itu satu yang sangat baik. Dalam sepuluh tahun, ia telah memenangkan lima gelar Premier League dan lebih dua kali lipat sukses Liga Champions. Pikiran bahwa dia meninggalkan permainan untuk selamanya tampaknya belum bisa diduga saat ini, meskipun kita semua tahu hari akan segera datang.

3. Percaya Pada Pemain Muda.
Pada tahun 1992, Fergie mengambil keputusan yang sangat berani dengan memainkan banyak pemain muda. Meskipun banyak yang meragukan kekuatan United saat itu, tetapi Fergie seolah tak menghiraukannya, justru United menjadi juara Premier League dengan kekuatan pemain muda.

Era itu, Fergie memasukkan nama-nama seperti Ryan Giggs, Paul Scholes, Gary Neville, Phil Neville, Nicky Butt dan David Beckham yang pada kala itu baru lulus dari akademi sepakbola Manchester United dan rata-rata usia mereka baru 18 tahun.

4. Mendatangkan Cristano Ronaldo
Ini salah satu pembelian terbaik United, membeli Ronaldo dari klub Portugal, Sporting Lisbon dengan banderol hanya 17,5 juta euro di pertengahan tahun 2003, saat itu usia Ronaldo masih 18 tahun dan langsung mendapat kehormatan dengan mengenakan nomor pungging kramat sepeninggal David Beckham.

Keraguan publik akan kemampuan Ronaldo terbantahkan dengan kemampuannya yang luar biasa. Keahliannya nyaris sempurna, dribbling, tembakan jarak jauh, eksekusi bola mati, serta tandukan berbahaya menjadi paket lengkap dalam dirinya.

Bersama The Red Devils, pemain yang kini berseragam Real Madrid ini telah menyabet berbagai gelar bergengsi, seperti juara Liga Inggris sebanyak 3 kali (2006/2007, 2007/2008, 2008/2009), FA Cup 1 kali di musim 2002/2004, Piala Carling sebanyak 2 kali (2005/2006, 2008/2009), FA Community Shield 1 kali di tahun 2007, Liga Champions Eropa 1 kali 2007/08 dan yang paling bergengsi adalah menjadi juara piala dunia antar klub di tahun 2008.

5. Pergantian Pemain saat Final Champions 1999
Pergantian pemain dalam sepakbola merupakan hal yang lumrah, tetapi pergantian pemain yang dilakukan Fergie saat final Liga Champuons 1999 bisa dibilang luar biasa. Hingga menit-menit akhir pertandingan, United masih tertinggal 1-0 dari wakil Jerman, Bayern Munich.

Fergie memasukkan dua pemain pengganti, Teddy Sheringham masuk lapangan menit 67’ menggantikan Jersper Blomqvist dan Ole Gunnar Solskjaer menggantikan Andy Cole menit 81’. Keajaiban terjadi pada injury time, dimana kedua pemain pengganti ini berhasl membalikkan keadaan lewat dua gol di injury time pertandingan dan United berhasil menjuarai Champions League 1999.

Berita Terkait: